REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memetakan Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu wilayah potensial yang akan dikembangkan menjadi sentra produksi garam industri nasional berbasis kawasan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Koswara dalam keterangan di Jakarta, Kamis mengatakan, pihaknya terus bergerak meningkatkan produksi garam nasional menuju swasembada di tahun 2027.
Menurut dia, Kabupaten Rote Ndao menjadi salah satu wilayah potensial sebagai sentra garam nasional.
“Saat ini lebih dari separuh kebutuhan garam untuk sektor aneka pangan dan farmasi masih harus dipenuhi dari impor. Hal ini terjadi karena kualitas garam produksi lokal belum sepenuhnya mampu memenuhi standar industri yang ketat,” katanya.
Ia menuturkan, sebelumnya Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP telah memetakan lahan potensial di Kecamatan Rote Timur dan Kecamatan Pantai Timur dengan estimasi total lahan lebih dari 1.000 hektare.
Pembangunan sentra garam di Rote Ndao direncanakan untuk menopang kebutuhan industri. Rote Ndao dipilih karena memiliki potensi besar dengan curah hujan rendah dan tingkat salinitas tinggi.
Identifikasi tersebut merupakan tahap awal untuk memastikan kelayakan teknis dan ekologis seperti sumber air serta aspek sosial dalam pengembangan lahan garam berkelanjutan.
"Kita juga mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah, Pak Bupati sudah menyampaikan komitmennya, mudah-mudahan ini bisa dilaksanakan di 2025,” ujarnya.