REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Senat Amerika Serikat telah mengukuhkan Mike Huckabee sebagai utusan Washington berikutnya sebagai duta besar AS untuk Israel pada Rabu (9/4/2025) waktu setempat. Penunjukkan itu jadi sorotan karena sikap Huckabee yang terang-terangan rasis terhadap warga Palestina dan mendorong pencaplokan seluruh wilayahnya. Namun, merujuk sejarah, sikap Huckabee yang merupakan penganut Kristen Evangelis dan seorang Kristen Zionis itu punya akar yang panjang.
Aljazirah melansir, Huckabee yang berusia 69 tahun yang pernah menjadi gubernur negara bagian Arkansas di Amerika Serikat bagian selatan antara tahun 1996 dan 2007. Setelah gagal mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Republik pada pemilihan pendahuluan tahun 2008 dan 2016, ia mengalihkan dukungannya kepada Donald Trump.
Huckabee adalah pendukung setia Israel dan mengaku telah mengunjungi Israel puluhan kali. Ia menentang solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, dan terkenal dengan pernyataannya bahwa “tidak ada yang namanya Tepi Barat”.
Dia juga mengatakan pada kesempatan lain: “Sebenarnya tidak ada yang namanya orang Palestina.” Huckabee menggambarkan dirinya sebagai “Zionis yang punya asa bersalah dan tidak bisa direformasi”.
Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich menyambut baik penunjukan Huckabee dalam sebuah postingan di media sosial di mana ia menggambarkan duta besar AS yang akan datang sebagai “sahabat sejati orang-orang Yahudi”. “Pilihan Presiden Trump terhadap Huckabee adalah berita bagus bagi rakyat Israel.”
Kelompok aktivis Suara Yahudi untuk Aksi Perdamaian AS mengatakan Huckabee adalah “seorang ekstremis rasis dan antisemit anti-Palestina yang berharap dapat membantu mengantarkan Akhir Zaman”.
The Senate just confirmed the nomination of Mike Huckabee as Ambassador to Israel. Huckabee is an anti-Palestinian racist and antisemitic extremist who hopes to help usher in the End Times.
The only D to join Rs in supporting Huckabee’s nomination was @SenFettermanPA. pic.twitter.com/oC7TrqFBkC
— Jewish Voice for Peace Action (JvpAction) April 9, 2025
Merujuk Encyclopedia Britannica, Zionisme Kristen adalah gerakan Kristen teologis dan politik yang mendukung kembalinya Diaspora Yahudi ke Palestina. Ajaran itu berdasarkan pembacaan teks alkitabiah yang menganggap wilayah tersebut sebagai tanah suci yang dijanjikan Tuhan kepada umat Yahudi.
Dorongan utama di balik gerakan ini adalah keyakinan bahwa kembalinya orang-orang Yahudi akan mengarah pada Kedatangan Kedua Yesus. Zionis Kristen juga percaya bahwa dengan memberkati dan mendukung Israel, yang dianggap sebagai bangsa Yahudi kolektif dan negara modern, mereka sendiri akan diberkati oleh Tuhan.
Zionis Kristen mula-mula dari abad ke-16 hingga ke-19 mendukung kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina terutama karena alasan eskatologi dan mendapatkan berkat ilahi. Sejak terbentuknya Israel sebagai negara Yahudi pada tahun 1948, kaum Evangelis Amerika yang menganut gerakan tersebut telah menggabungkan keyakinan teologis mereka dengan dukungan politik yang kuat.
Akar Zionisme Kristen..