Ahad 23 Mar 2025 07:39 WIB

OPM Jelaskan Alasan Habisi Nyawa Enam Guru dan Tenaga Medis di Yahukimo

Sebby menuding korban guru dan tenaga kesehatan sebagai mata-mata militer Indonesia.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Para pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenja (KKB) - ilustrasi.
Foto: Dok @WestPapua1977
Para pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenja (KKB) - ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sayap bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) bertanggungjawab atas tewasnya enam guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025). Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menegaskan aksi pembunuhan tersebut dilakukan oleh Ohyon Elambu bersama Yosua Sobolim, anggota kelompok bersenjata yang berbasis di Anggruk dan Sisipia, Yahukimo.

Sebby menuding para korban guru dan tenaga kesehatan tersebut sebagai mata-mata militer Indonesia. Ia menegaskan, TPNPB-OPM tak akan membiarkan aksi mata-mata yang menyaru sebagai guru maupun tim medis.

Baca Juga

“Kami siap bertanggung jawab atas pembunuhan agen intelijen Indonesia yang berprofesi sebagai guru dan medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo pada hari Jumat 21 Maret 2025,” kata Sebby melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (23/3/2025).

Sebby menyebutkan, aksi pembunuhan enam guru dan tenaga medis tersebut sebagai reaksi. Pemimpin TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo Elkius Kobak memberikan perintah kepada para kombatannya untuk menargetkan para guru dan tenaga medis, setelah mendengar siaran televisi yang menayangkan ucapan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto tentang peran TNI di Papua. Menurut Sebby, dalam video itu Panglima TNI menyampaikan bahwa para anggota militernya berdinas di Papua sebagai guru-guru dan tenaga-tenaga medis.

Atas dasar pengakuan Panglima TNI tersebut, kata Sebby, TPNPN-OPM Kodap XVI Yahukimo, melalui Elkius Kobak mengumumkan kepada para kombatannya untuk menghabisi para guru dan tenaga medis di wilayah tersebut.

“Panglima TNI (mengatakan, bahwa semua guru-guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Papua adalah anggota saya (TNI). Maka dalam pernyataan tersebut, kami perintahkan pasukan (kombatan) untuk melakukan pembunuhan terhadap enam orang anggota TNI yang berprofesi sebagai guru, dan membakar sekolah di Distrik Anggruk,” ujar Sebby.

Atas kejadian tersebut, kata Sebby, TPNPB-OPM juga kembali menegaskan terhadap guru-guru, maupun tenaga medis asal Indonesia untuk segera angkat kaki dari wilayah Papua. Karena menurutnya, TPNPB-OPM sudah menyatakan seluruh wilayah Bumi Cenderawasih merupakan zona konflik bersenjata antara TNI-Polri dengan TPNPB-OPM. Sebby mengancam, kelompoknya akan tetap menargetkan para guru maupun tenaga-tenaga medis lainnya yang tetap bertahan di Papua.

“Karena operasi pembersihan agen intelijen militer pemerintah Indonsia, akan berlangsung dan berlaku di seluruh wilayah operasi TPNPB-OPM,” ujar Sebby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement