REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah bersiap untuk menghadapi momen arus mudik dan arus balik selama momen Lebaran 1446 Hijriyah. Pasalnya, dalam momen itu akan banyak warga yang keluar dan masuk ke Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menilai, momen mudik biasanya tidak akan menimbulkan banyak masalah bagi Pemprov Jakarta. Justru, momen setelah Lebaran yang selalu menimbulkan persoalan pendatang yang coba merantau ke Jakarta. Hal itu lantaran dalam momen Lebaran akan banyak pendatang yang masuk ke Jakarta.
"Bagaimana pun, dengan kondisi ekonomi yang seperti ini, pasti akan ada kelompok masyarakat yang mencari harapan baru, bertarung di Jakarta," kata Pramono di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).
Kendati demikian, Pramono memastikan, Pemprov DKI tidak akan melakukan operasi yustisi kepada para pendatang. Dia menegaskan, Pemprov DKI siap untuk memanusiakan setiap pendatang.
"Saya sudah menyampaikan dalam rapat dengan stakeholder di Balai Kota. Satu, kita tidak boleh tidak memanusiakan orang, sehingga enggak ada operasi yustisi yang dulu pernah ada saya melarang untuk itu," kata mantan sekretaris kabinet (seskab) tersebut.
Sebagai gantinya, Pramono telah menginstruksikan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI untuk melakukan penataan administrasi kependudukan kepada setiap pendatang yang masuk ke Jakarta. Menurut dia, melalui penataan administrasi kependudukan, para pendatang bisa memiliki orang yang bertanggung jawab selama berada di Jakarta.
Penanggung jawab itu akan menjamin kondisi pendatang agar tetap bisa bertahan di Jakarta. "Maka itulah yang akan diterapkan lebih manusiawi, lebih terbuka, lebih transparan, dan bagi siapapun mau datang ke Jakarta, monggo aja. Karena kami tahu, Jakarta tetap menjadi tempat untuk siapa saja mempertaruhkan harapannya," ucap Pramono.
Meski begitu, Pramono tetap berharap agar mereka yang ingin datang ke Jakarta benar-benar bisa mempersiapkan diri untuk bekerja. Di sisi lain, Pemprov Jakarta akan membuat kegiatan bursa karier atau job fair, pelatihan kerja, dan lain-lain, untuk memfasilitasi para pencari kerja di Jakarta.
Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan mengajarkan bahasa asing kepada para pencari kerja di balai pelatihan kerja. Pasalnya, salah satu kekurangan dari sumber daya manusia (SDM) di Indonesia adalah persoalan bahasa, apabila ingin bekerja ke luar negeri.
Bayu Adji P