REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah nelayan di Kamal Muara mengeluhkan adanya pagar laut terbuat dari bambu yang membentang sepanjang 1,5 kilometer di perairan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Menurut dia, dengan adanya pagar laut itu mengakibatkan biaya produksi meningkat karena harus memutar dan menghabiskan bahan bakar minyak (BBM).
“Pagar laut yang terbentang ini mengganggu aktivitas dan meresahkan,” kata seorang nelayan Kamal Muara Udin di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Udin mengatakan, sejak pagar berdiri, nelayan di utara Jakarta makin sengsara. Hasil tangkapan ikan dan udang menjadi berkurang signifikan. Belum lagi dirinya harus mengeluarkan kocek lebih karena konsumsi bahan bakar kapal yang bertambah.
“Kami berharap tidak ada pagar lagi di perairan ini agar dapat bebas untuk mencari ikan dan udang,” kata dia.
Udin yang biasa menangkap ikan dengan menggunakan bubu atau alat penangkap ikan yang terbuat dari saga atau bambu mengaku tidak mengetahui pemilik pagar laut di perairan Kamal Muara. Tapi, pagar tersebut telah berdiri sejak dua bulan terakhir.
Pagar laut dari material bambu yang berdiri di perairan Kamal Muara ini membentang di tiga titik dan pagar yang berada di tengah memiliki panjang sekitar satu koma lima kilometer. Pagar laut yang berada di seberang pulau C reklamasi ini menghalangi aktivitas para nelayan yang setiap hari mencari ikan dan juga udang di wilayah tersebut.