Jumat 27 Dec 2024 04:59 WIB

Saksi Pesawat Azerbaijan Jatuh: Ada Ledakan Saat Hendak Mendarat di Chechnya

Ledakan itu diduga ikut merusak pesawat sebelum akhirnya terjatuh.

Petugas melakukan proses evakuasi di lokasi jatuhnya Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines di dekat Bandara Aktau, Kazakstan, Rabu (25/12/2024). Pesawat penumpang Azerbaijan Airlines Embraer ERJ-190AR yang membawa 69 penumpang terbang dari Baku ke Grozny jatuh sekitar tiga kilometer dari kota Aktau. 29 penumpang selamat dari kecelakaan tersebut dan telah dievakuasi ke rumah sakit. Informasi awal, kejadian tersebut disebabkan oleh tabrakan antara pesawat dengan sekawanan burung.
Foto: AP Photo/Azamat Sarsenbayev
Petugas melakukan proses evakuasi di lokasi jatuhnya Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines di dekat Bandara Aktau, Kazakstan, Rabu (25/12/2024). Pesawat penumpang Azerbaijan Airlines Embraer ERJ-190AR yang membawa 69 penumpang terbang dari Baku ke Grozny jatuh sekitar tiga kilometer dari kota Aktau. 29 penumpang selamat dari kecelakaan tersebut dan telah dievakuasi ke rumah sakit. Informasi awal, kejadian tersebut disebabkan oleh tabrakan antara pesawat dengan sekawanan burung.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang korban selamat dari kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines (AZAL) pada Rabu (25/12) mengatakan bahwa pilot pesawat mencoba mendarat di Grozny, Chechnya, sebanyak tiga kali. Tapi terdengar ledakan di luar pesawat. Hal itu disampaikan melalui rekaman audio yang dibagikan oleh saluran TV Rusia RT.

Subkhankul Rahimov, salah seorang korban selamat, menjelaskan bahwa sesuatu meledak pada upaya pendaratan ketiga. Ketika ia mengambil jaket pelampungnya, ia menemukan lubang di jaket tersebut yang disebabkan oleh serpihan ledakan.

Baca Juga

Ia juga mengungkapkan bahwa serpihan itu sempat mengenai tubuhnya setelah ledakan terjadi.

"Pesawat ... sedang bersiap untuk mendarat, lalu tiba-tiba mulai naik kembali. Saat itu saya terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berhasil mendarat pada percobaan pertama. Kemudian pesawat naik di atas awan. Di bawah terlihat kabut, kabut tebal, terasa sangat tebal. Pesawat berputar dan mencoba mendarat lagi untuk kedua kalinya," katanya.

Ia melanjutkan, "Menurut hitungan saya, ada dua percobaan. Pada percobaan ketiga, sesuatu meledak. Ada ledakan."

Ketika ditanya apakah ledakan terjadi di dalam pesawat? Rahimov menjawab bahwa ledakan terjadi di luar dan merusak sebagian penutup pesawat.

Ia tidak mau menyimpulkan apakah ledakan itu yang pada akhirnya menyebabkan kecelakaan. Para ahli dan spesialis, kata ia, akan memberikan penilaian mereka.

"Tetapi ada ledakan. Pasti ada ledakan. Semua orang mendengar ledakan itu. Saya meraih jaket pelampung saya, berpikir – kita tidak pernah tahu di mana kita akan mendarat, lebih baik saya pakai jaket pelampung. Ketika saya mengambilnya, saya melihat ada lubang di jaket itu, disebabkan oleh serpihan," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa setelah ledakan, serpihan tersebut melintas di kakinya dan menembus jaket pelampung. Rahimov bahkan sempat mengambil foto kondisi tersebut. "Para ahli harus menyelidiki, membuat kesimpulan, dan memutuskan apa yang sebenarnya terjadi," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement