REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Menteri Transportasi Kazakhstan Talgat Lastayev mengungkapkan, saat ini komisi negaranya masih menyelidiki insiden jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines J2-8243. Dia mengatakan, temuan awal investigasi bakal dirilis dalam waktu 30 hari.
"Yang saat ini sedang berlangsung adalah tahap investigasi lapangan, yang berarti (mengumpulkan) serpihan pesawat, sidik jari di lokasi jatuhnya pesawat, mengambil cetakan, dan semua ini dibawa ke hanggar khusus di bandara Aktau," kata Lastavey dalam wawancara dengan kantor berita Kazinform, Selasa (31/12/2024).
Dia menambahkan, proses investigasi tersebut dievaluasi secara teliti oleh para ahli. "Secara umum, standar mengharuskan hasil awal atau sementara dari investigasi diumumkan dalam waktu 30 hari," ujar Lastayev ketika ditanya kapan hasil temuan awal akan dipublikasikan.
Kementerian Transportasi Kazakhstan sebelumnya mengumumkan bahwa mereka telah mengirim perekam penerbangan dari pesawat Azerbaijan Airlines J2-8243 ke Pusat Investigasi dan Pencegahan Kecelakaan Penerbangan di Brasil. Presiden Azerbainan Ilham Aliyev telah mengakui bahwa pesawat Azerbaijan Airlines J2-8243 jatuh karena ditembak ketika melintasi wilayah udara Rusia. Namun dia menyebut tembakan itu tidak disengaja.
"Pesawat kami ditembak jatuh secara tidak sengaja," kata Aliyev kepada televisi pemerintah Azerbaijan, Ahad (29/12/2024).
Aliyev menambahkan bahwa pesawat Azerbaijan Airlines J2-8243 mengalami semacam gangguan elektronik dan kemudian ditembaki saat mendekati kota Grozny di Rusia selatan. Dia pun menyayangkan sikap Rusia yang seolah berusaha menutup-nutupi peristiwa tersebut.
"Sayangnya, dalam tiga hari pertama (pasca insiden) kami hanya mendengar versi yang tidak masuk akal dari Rusia," kata Aliyev, mengutip pernyataan di Rusia yang mengaitkan kecelakaan itu dengan burung atau ledakan semacam tabung gas.
"Kami menyaksikan upaya yang jelas untuk menutupi masalah ini," tambah Aliyev.