REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah wilayah di Jakarta Utara dilaporkan terdampak banjir rob selama beberapa hari terakhir. Penurunan muka tanah yang terus terjadi dinilai sebagai salah satu penyebab banjir rob masih terus menghantui.
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, terdapat berbagai penyebab banjir rob terjadi di Jakarta. Namun, salah satu penyebab utama banjir rob adalah penurunan muka tanah di Jakarta.
"Antara lain memang kondisi muka tanah yang selalu turun, itu menjadi salah satu penyebab," kata dia saat konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan, penurunan muka tanah di Jakarta saat ini berkisar 5-10 sentimeter (cm). Menurut dia, penurunan muka tanah yang paling drastis terjadi di Pluit, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing.
"Rata-rata tuh (penurunannya) 5-10 sentimeter per tahun," kata dia.
Ika menyebutkan, berdasarkan hasil evaluasi, tidak ada penambahan angka penurunan muka tanah sejak 2020. Artinya, sejak 2020 hingga 2024 penurunan muka tanah di Jakarta stabil di kisaran 5-10 cm per tahun.
Ia menjelaskan, terjadinya penurunan muka tanah itu disebabkan oleh penggunaan air tanah. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta terus berupaya untuk mempeluas jaringan distribusi pipa PDAM. Harapannya, masyarakat yang masih menggunakan air tanah bisa beralih menggunakan air PDAM.
"Mohon kepada warga DKI Jakarta, khususnya enggak cuma warga di bantaran persisir utara, jika memang lokasinya sudah dilewati oleh distribusi pipa jaringan PAM, alangkah lebih baiknya tetap menggunakan dan memanfaatkan jaringan air bersih PAM, tidak menggunakan air tanah secara berlebihan, karena itu bisa membantu kota ini mengurangi dari land subsidence," kata dia.