Selasa 17 Dec 2024 11:55 WIB

Polisi Temukan Alat Cetak Uang Palsu di Dalam Kampus UIN Makassar, Ini Penjelasan Rektor

Kasus uang palsu ini diduga melibatkan oknum pegawai UIN Alauddin Makassar.

Sejumlah barang bukti uang palsu diperlihatkan saat ungkap kasus. (Ilustrasi). Polisi menetapkan 15 tersangka dalam kasus uang palsu yang diduga melibatkan oknum pegawai UIN Alauddin Makassar.
Foto: ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Sejumlah barang bukti uang palsu diperlihatkan saat ungkap kasus. (Ilustrasi). Polisi menetapkan 15 tersangka dalam kasus uang palsu yang diduga melibatkan oknum pegawai UIN Alauddin Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA - Pihak Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menanggapi dugaan isu memproduksi dan mengedarkan uang palsu (upal). Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis mengatakan, aksi tersebut tak terkait institusi dan hanya dilakukan oleh oknum pegawai tertentu di dalam lingkungan kampus setempat.

"Tentang adanya kasus penangkapan pegawai UIN Alauddin karena terkait dengan penyebaran uang palsu, kami tegaskan bahwa pelaku yang ditangkap adalah murni oknum," kata dia melalui keterangan tertulis yang disampaikan ke media, Sabtu (14/12/2024).

Baca Juga

Dalam keterangannya itu Hamdan mengatakan, informasi yang menyebar di media hanyalah desas-desus, karena polisi belum mengeluarkan pernyataan terhadap detail kasus ini, dan belum ada penyampaian resmi ke pihak kampus. Selanjutnya, pihak kampus menunggu penyampaian resmi polisi dan bila terjadi pelanggaran hukum.

"Kami akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang bersangkutan," tulis Rektor Hamdan.

Kapolres Gowa AKBP Reonald TS Simanjuntak akhirnya angkat bicara berkaitan penangkapan 15 tersangka dalam kasus uang palsu. Perkara ini diduga melibatkan oknum pegawai UIN Alauddin Makassar, di kampus 2, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

"Saat ini, kami sudah mengamankan 15 tersangka. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju, satu perjalanan dari Wajo," ujarnya kepada wartawan merespons pemberitaan tersebut di Mapolres Gowa, Senin (17/12/2024) malam.

Sejauh ini, pihaknya masih terus mengembangkan kasus tersebut. Tak menutup kemungkinan akan ada penambahan tersangka ikut terlibat dalam memproduksi serta mengedarkan uang palsu tersebut.

"Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar dulu, kasusnya masih kami kembangkan," papar mantan kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini menegaskan.

Reonald bilang, pihaknya telah menemukan sejumlah alat bukti serta bukti-bukti lainnya. Pengungkapan kasus ini atas kerja sama tim super serta menggunakan teknologi guna membongkar jaringan pembuat uang palsu tersebut.

"Salah satu barang buktinya ada mesin di belakang ini. Perkara ini terungkap atas kerja tim super. Kami melakukan berdasarkan join investigation. Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific investigation," ungkap dia.

"Kita libatkan Labfor, BI (Bank Indonesia), BRI, BNI juga kita libatkan. Kemudian kita libatkan dan terbantu dari rektor universitas (UIN Alauddin) di Gowa. Kenapa, karena ternyata alat dan barang bukti yang kami dapatkan di dalam kampus salah satu universitas di Gowa," katanya lagi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement