REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Hasil real count Bawaslu Kota Solo menunjukkan pasangan calon nomor urut dua Respati Ardi-Astrid Widayani unggul dengan angka 60.28 persen. Sementara untuk paslon nomor urut 1 mendapatkan 39.2 persen.
Data tersebut berdasarkan 91 persen data masuk dari 5 kecamatan di kota Solo pada pukul 19.30 WIB. Dari data tersebut menunjukkan bahwa Paslon Respati-Astrid unggul sekitar 20 persen dari hasil real count Bawaslu kota Solo.
Seperti diketahui, Respati-Astrid sendiri adalah sosok yang pernah di endorse oleh Gibran Rakabuming Raka. Hal tersebut ditunjukkan oleh Gibran yang pernah mendampingi pasangan tersebut ketika blusukan di kota Solo beberapa waktu lalu. Namun, momen blusukan bersama tersebut terjadi saat Gibran belum resmi dilantik sebagai Wakil Presiden.
Selain Gibran, Ketum PSI Kaesang Pangarep dan Presiden ke-7 Joko Widodo juga pernah mendampingi pasangan nomor dua itu di beberapa lokasi.
Menanggapi hasil tersebut, Respati-Astrid sempat menggelar aksi sholat magrib berjamaah dengan pendukungnya di masjid Al-Wustho. Namun, ia mengaku masih menunggu hasil resmi dari KPU kota Solo.
"Saya bersyukur acara hari ini bisa berjalan aman, lancar, masyarakat juga nyaman. Kami tetap menunggu hasil dari KPU," kata Respati ketika ditemui, Rabu (27/11/2024).
Disinggung soal hasil perhitungan sementara yang selisih sekitar 20 persen, Respati mengaku puas. Menurutnya hasil tersebut diperoleh dengan blusukan di blusukan di 429 titik Kota Solo.
"Tentunya itu (aspirasi dari masyarakat) semua yang harus saya tunaikan ke depan apabila nanti ditakdirkan kepada kami," beber dia.
Disinggung apakah ia akan berkomunikasi dengan lawannya di Pilkada Solo 2024, ia tak menampik hal tersebut. Ia mengaku membuka pintu komunikasi ke semua pihak. "Tentunya saya akan membuka komunikasi dengan siapapun," katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku belum mendapatkan pesan baik dari Gibran maupun Jokowi. Ia juga mengaku belum berkomunikasi dengan kedua tokoh tersebut. "Ya belum ada (pesan). (Komunikasi) Belum," katanya.
Sementara itu, Koordinator Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Solo, Agus Sulistyo mengungkapkan hasil tersebut tidak bisa menjadi patokan untuk masyarakat. Ia mengatakan untuk hasil resmi masih menunggu rekapitulasi dari KPU kota Solo.
"Real count ini bukan patokan, kami minta masyarakat tetap bersabar bahwa nanti yang menetapkan KPU ini tidak bisa jadi patokan. Bawaslu hanya transparansi publik untuk informasi, " kata Agus, Rabu (27/11/2024).
Pihaknya mengatakan metode penghitungan data tersebut menggunakan data yang diterima oleh pengawas Bawaslu di setiap TPS. Setiap pengawas memasukkan data ke google form dari plano di tiap TPS.
"Setiap plano yang sudah dihitung, pengawas TPS langsung memasukkan ke dalam google form nanti kemudian akan diolah menjadi data baik per TPS kelurahan kecamatan hingga kota," katanya.
Kendati demikian ia tidak bisa memastikan margin error dari data tersebut. Pasalnya, data tersebut bukanlah survei ataupun hasil riset. Namun, ia mengatakan ada mekanisme tersendiri apabila ada data yang eror.
"Nah apabila ada yang mungkin asal asalan memasukkan akan terkoreksi atau ada notice tersendiri," katanya.