Rabu 27 Nov 2024 13:23 WIB

Ini Respons Iran Atas Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah

Gencatan senjata berlaku pada Rabu pukul 4 pagi waktu setempat (02.00 GMT).

Kota Haifa dibombardir rudal Hizbullah. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah tercapai pada Selasa (26/11/2024).
Foto: X
Kota Haifa dibombardir rudal Hizbullah. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah tercapai pada Selasa (26/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran pada Rabu (27/11/2024) menyambut baik akhir agresi Israel di Lebanon usai sebuah kesepakatan gencatan senjata dicapai antara Israel dan Hizbullah. Hizbullah diketahui adalah kelompok militan yang selama ini mendapat dukungan dari Teheran.

"Menyambut kabar 'akhir dari agresi Israel di Lebanon'" kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei dalam sebuah pernyataan resmi dikutip AFP, Rabu, sambil menegaskan dukungan penuh Iran terhadap pemerintah Lebanon, rakyat dan para pejuang (Hizbullah).

Baca Juga

Berbicara terpisah, Duta Besar Iran untuk Spanyol Reza Zabib, menegaskan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak bisa mengklaim bahwa Hizbullah telah kalah dalam perang dengan rezim Zionis. Hal itu diutarakan Reza Zabib lewat akun resmi X pada Selasa malam.

"Tentara konvensional kalah jika tidak menang. Milinta menang jika mereka tidak menang," ujar Zabib dalam unggahannya dikutip IRNA, yang merujuk pada kutipan mantan diplomat AS, Henry Kissinger, yang pernah mengakui kekalahan AS di perang Vietnam.

 

Zabib mengakui, Hezbollah memang menderita kerugian besar dan Lebanon juga mengalami kehancuran, tapi Netanyahu tidak bisa mengklaim bahwa Hzbullah telah kalah perang. Sehingga, menurut Zabib, sesuai kata-kata Kissinger, para militan lah yang menjadi pemenanganya.

 

 

Diketahui pada Selasa (26/11/2024), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumnkab bahwa, pemerintah Lebanon dan Israel telah menyetujui proposal AS untuk mengakhiri perang yang menghancurkan antara Israel dan kelompok Hizbullah. Kesepakatan itu dijadwalkan berlaku pada Rabu pukul 4 pagi waktu setempat (02.00 GMT).

Dalam waktu 60 hari ke depan, Angkatan Bersenjata Lebanon akan "dikerahkan dan mengambil alih kendali" wilayah selatan Lebanon. Selama periode ini, "Israel secara bertahap akan menarik pasukannya yang tersisa," kata Biden dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Biden mengatakan AS bersama dengan Prancis dan sekutu lainnya telah berjanji untuk bekerja sama dengan Israel dan Lebanon untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut dilaksanakan sepenuhnya. Dia menegaskan bahwa meskipun tidak ada pasukan AS yang akan berada di Lebanon selatan, “Kami, bersama Prancis dan yang lainnya, akan memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan bahwa kesepakatan ini dilaksanakan sepenuhnya dan secara efektif."

 

photo
Israel melawan PBB - (Republika)

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement