Ahad 27 Oct 2024 12:46 WIB

PBB: Seluruh Penduduk Gaza Utara Berisiko Sekarat

Invasi dan serangan bom Israel terus berlanjut di Gaza Utara.

Massa aksi peduli Palestina menggelar unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (25/10/2024). Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman atas kekejaman yang dilakukan Israel terhadap warga di Palestina dengan meluncurkan serangan ke wilayah Jabalia, Gaza Utara, Palestina serta menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan dukungan terhadap Israel. Selain itu aksi tersebut juga mengajak massa aksi dan seluruh warga untuk melakukan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa aksi peduli Palestina menggelar unjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (25/10/2024). Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman atas kekejaman yang dilakukan Israel terhadap warga di Palestina dengan meluncurkan serangan ke wilayah Jabalia, Gaza Utara, Palestina serta menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan dukungan terhadap Israel. Selain itu aksi tersebut juga mengajak massa aksi dan seluruh warga untuk melakukan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang pejabat senior urusan bantuan kemanusiaan PBB, Sabtu (26/10/2024), memperingatkan, di tengah situasi yang semakin memburuk dan serangan hebat tentara Israel yang berlangsung selama berminggu-minggu seluruh penduduk di Gaza utara berisiko sekarat.

“Rumah sakit telah diserang dan para pekerja kesehatan telah ditahan. Tempat penampungan telah kosong dan dibakar,” kata Joyce Msuya, pejabat senior sementara PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat, dikutip dari Anadolu, Ahad (27/10/2024).

Baca Juga

Msuya menyoroti dampak mengkhawatirkan dari serangan Israel terhadap layanan kesehatan dan keselamatan warga sipil. Serta nasib para petugas pertolongan pertama yang telah dicegah untuk menyelamatkan orang-orang dari bawah reruntuhan.

Kepala kemanusiaan PBB itu mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap populasi sipil. Ia melaporkan, keluarga telah terpisah dan pria serta anak laki-laki diangkut dengan truk.

"Kekerasan Israel itu telah mengakibatkan ratusan warga Palestina dilaporkan tewas, dengan puluhan ribu sekali lagi terpaksa melarikan diri,” ujarnya.

Sembari memperingatkan, seluruh penduduk Gaza utara berisiko tewas. Dia pun mengutuk serangan dan blokade yang sedang berlangsung sebagai indikasi pengabaian mencolok terhadap kemanusiaan dasar dan hukum perang.

Dia menyerukan tindakan internasional segera untuk menghentikan kekerasan dan memastikan perlindungan bagi warga sipil di kawasan tersebut.

Invasi darat dan serangan bom oleh tentara Israel terus berlanjut di seluruh Gaza utara, saat pasukan Israel memaksa warga Palestina yang telah kehilangan properti mereka terus berpindah-pindah. Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus menyerang dan menghancurkan Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, tahun lalu.

Hampir 43.000 orang telah tewas sejak pecah perang. Sebagian besar korban itu adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, aksi genosida rezim Zionis itu juga menyebabkan lebih dari 100.000 lainnya terluka, kata otoritas kesehatan setempat.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement