REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terkait elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) DKI Jakarta. Hasilnya, elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, tak pernah melebihi 10 persen.
Cagub DKI Jakarta Dharma mengaku tidak akan mudah percaya dengan hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga itu. Pasalnya, sampel dalam survei yang dilakukan sejumlah lembaga itu dinilai tidak jelas asalnya. "Jadi kalau kita paham maka sampelnya dari mana?" ujar Dharma di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad (6/1/2024).
Ia mencontohkan, selama ini salah satu dari sekian banyak anggota keluarganya tidak pernah ada yang menjadi responden lembaga survei. Bahkan, teman-temannya juga tidak pernah menjadi responden survei itu, meski memiliki KTP DKI Jakarta.
"Keluarga saya sampai sekarang tidak ada yang pernah disurvei. Teman-teman saya tak ada satupun yang disurvei. Jadi sampelnya seperti apa?" kata dia.
Dharma hanya percaya hasil survei apabila lembaga yang melakukan penelitian itu membuka data sumber sampelnya. Jika tidak, ia hanya akan menganggap hasil survei itu sebagai angin lalu.
Mantan jenderal bintang tiga polisi itu menilai, lembaga survei di Indonesia sangat berbeda dengan di Amerika Serikat. Menurut dia, tak seperti lembaga survei di Indonesia, lembaga di negeri Paman Sam berani membuka data sampel survei yang dilakukan. Bahkan, lembaga survei di Amerika juga berani membuka data sumber anggaran survei itu.
"Karena apa? Di era revolusi industri maka semua persoalan menjadi industri. Apa saja menjadi industri. Media jadi industri, bad news is good news. And I know exactly, apa yang terjadi di media," kata dia.
Berdasarkan hasil survei terakhir, yang dirilis Charta Politika pada pekan lalu, elektabilitas Dharma-Kun hanya 5,6 persen. Kendati demikian, angka itu sudah mengalami peningkatan apabila dibandingkan hasil survei sebelumnya yang dirilis LSI (3,2 persen) dan Poltracking (5,1 persen).