Kamis 03 Oct 2024 12:39 WIB

Masyarakat Diajak Jaga Stabilitas dan Persatuan di Tengah Transisi Kepemimpinan Nasional

Proses pergantian pemimpin harus menjadi momen penuh persatuan.

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri), Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) dan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menghadiri upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (1/10/2024). Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2024 mengusung tema Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas.
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri), Ketua DPR Puan Maharani (kedua kanan) dan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) menghadiri upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (1/10/2024). Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2024 mengusung tema Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pelantikan Presiden dan wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024, Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) mengajak semua pihak untuk menjaga harmoni dan kebersamaan. Menurut dia, transisi ini adalah kesempatan bagi semua untuk menunjukkan kedewasaan berbangsa.

Sekretaris Jenderal Jaman, Hadi Mustafa, menyampaikan bahwa di bulan Oktober ini, proses pergantian pemimpin harus menjadi momen penuh persatuan. "Tantangan ekonomi global, krisis pangan, energi, serta dinamika politik bisa kita atasi dengan menjaga solidaritas dan gotong royong," kata Hadi, Kamis (3/10/2024).

Baca Juga

Suka tidak suka, faktanya melalui Pemilu 2024, Visi Misi Prabowo Gibran yang terpilih untuk melanjutkan pemerintahan setelah Joko Widodo-Makruf Amin, segenap komponen bangsa perlu mengawal dan mendukung agar terwujud visi misi tersebut demi kemakmuran rakyat dan kedaulatan bangsa.

"Kedaulatan bangsa bukan hanya tentang menjaga wilayah dan perbatasan, tetapi juga tentang kemandirian dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Indonesia harus terus memperkuat sektor pertanian, energi, dan teknologi agar tidak bergantung pada negara lain. Ini adalah langkah konkret yang akan membuat kita lebih tahan terhadap tekanan global," ujarnya.

Konflik sosial masih menghantui perjalan bangsa ini, keberagaman budaya adalah kekayaan kita yang harus terus dijaga. Perbedaan suku, agama, dan adat istiadat menjadi fondasi untuk menciptakan harmoni dan toleransi. Dengan menghargai dan memahami satu sama lain, kita dapat menjaga kedamaian dan persatuan bangsa.

"Selain itu, di bidang pertahanan dan keamanan, peningkatan kualitas dan profesionalisme TNI dan Polri menjadi kunci untuk menjaga stabilitas. Kita perlu membangun sistem pertahanan yang tangguh, mampu menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri," ungkap Hadi.

Terakhir, di bidang diplomasi, Indonesia menjalankan politik bebas aktif, maka kepemimpinan Prabowo harus terus aktif dalam forum internasional untuk memperjuangkan kepentingan nasional, dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan. Dengan menjadi bangsa yang berdaulat dan bermartabat, kita mampu berdiri sejajar dengan negara lain.

Jaman percaya, dengan kebersamaan dan komitmen kita semua, Indonesia akan semakin maju, mandiri, dan berdaulat.

Sebelumnya, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut susunan menteri pada kabinet Presiden Terpilih Prabowo Subianto akan difinalisasi sebelum pelantikan pada 20 Oktober mendatang.

Dia mengatakan, segala sesuatu yang disampaikan dan berkembang pada saat ini terkait isu jumlah menteri maupun nomenklaturnya masih bersifat dinamis. Termasuk soal Menteri Penerimaan Negara yang diisukan bakal dibentuk.

"Bisa ada, bisa nggak, itu tergantung nanti finalisasi," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, demikian dilansir dari Antara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement