Sabtu 21 Sep 2024 23:59 WIB

Serangan Pager Pertama dalam Sejarah Perang, Lebanon: Israel Langgar Hukum Internasional

Serangan pager menewaskan puluhan warga Lebanon

Suasana selepas peledakan ratusan pager di Lebanon pada Selasa (17/9/2024).
Foto: AP Video
Suasana selepas peledakan ratusan pager di Lebanon pada Selasa (17/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON - Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Rashid Bouhabib menyebut serangan berupa ledakan mematikan dari pager dan perangkat radio merupakan peristiwa serius yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perang.

"Serangan itu terjadi setelah deklarasi Israel mengenai perang skala penuh di Lebanon, yang akan mengembalikan Lebanon ke 'Zaman Batu,'" kata dia, dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (20/9/2024).

Baca Juga

Dia mengatakan bahwa Israel, melalui agresi teroris ini, telah melanggar prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional dan tidak membedakan antara warga sipil dan personel militer.

"Jelas bahwa Israel terus mengabaikan legitimasi internasional dan hak asasi manusia karena terbiasa tidak pernah dimintai pertanggungjawaban," ujar Bouhabib.

Dia mendesak Dewan Keamanan untuk memaksa Israel menghentikan agresi dan melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB, dengan memperingatkan bahwa kegagalan bertindak dapat menyebabkan perang yang mengancam Timur dan Barat.

Kepala Urusan Politik PBB Rosemary DiCarlo menyebut baku tembak antara kelompok Lebanon, Hizbullah, dan tentara Israel sebagai pelanggaran terhadap penghentian permusuhan dan pelanggaran resolusi 1701.

"Risiko perluasan lebih lanjut dari siklus kekerasan ini sangat serius dan menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas Lebanon, Israel, dan seluruh kawasan," kata DiCarlo pada sesi darurat yang diusulkan oleh Aljazair menyusul ledakan pager dan perangkat radio yang menewaskan korban sipil di Lebanon.

Dia kembali mengulang seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk gencatan senjata segera dan pembebasan sandera di Gaza.

"Risiko terhadap keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Lebanon tetapi juga di kawasan tersebut, tidak bisa lebih jelas atau lebih serius lagi," katanya.

Dia pun mendesak negara-negara anggota yang memiliki pengaruh terhadap pihak-pihak tersebut untuk memanfaatkan diplomasi, guna menghindari kehancuran dan penderitaan lebih lanjut.

Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, menyatakan solidaritas penuh negaranya terhadap Lebanon, dan menekankan bahwa "tindakan agresi ini merupakan kejahatan perang."

Bendjama menekankan bahwa mengubah perangkat sipil menjadi bom merupakan tindakan yang mengancam keselamatan semua orang dan menimbulkan ancaman yang signifikan.

Merujuk ancaman pejabat Israel "untuk melancarkan perang skala besar di Lebanon", Bendjama mengatakan pernyataan para pejabat dan serangan udara yang dilancarkan oleh Tel Aviv ke Beirut pada Jumat adalah "bukti bahwa kekuatan pendudukan Israel sama sekali tidak tertarik pada perdamaian."

Dia mendesak...

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement