Kamis 01 Aug 2024 13:15 WIB

Rekor Buruk dan Dibayangi Pulang tanpa Medali Olimpiade, PBSI Butuh Dikelola Lebih Baik

Ganda putri, ganda campuran, dan tunggal putra kandas di fase grup Olimpiade Paris.

Anthony Sinisuka Ginting beraksi di Olimpiade Paris 2024.
Foto:

Jika lolos semifinal, barulah langkah Gregoria berat. Sebab, di sana ada An Se Young atau Akane Yamaguchi yang menanti. Untuk mendapatkan medali perunggu pun tidak mudah bagi Gregoria. Sebab pada bagan sebelah ada Carolina Marin dan Chen Yufei yang selalu sulit dikalahkan.

"Peluang terbesar dapat medali sebenarnya ada di sektor tunggal putra, apakah itu medali emas, perak, ataupun perunggu."

Ia menilai penampilan Jonatan menjelang Olimpiade paling meyakinkan, juara All England, juara Asia yang kemudian mengantarkan dirinya menjadi pemain nomor tiga dunia di bawah Shi Yu Qi dan Viktor Axelsen.

"Sangat disayangkan mereka kandas terlalu cepat di fase grup, yang bikin sedih dan nyesek banget tentunya. Karena baru kali ini tunggal putra Indonesia tak mampu melewati fase grup sejak format ini dibuat pada Olimpiade London 2012. Ketika itu kita gagal dapat medali bulu tangkis, tetapi Taufik Hidayat dan Tomy Sugiarto bisa lolos ke 16 besar. Sayang undian waktu itu Tomy bertemu Lee Chong Wei, dan Taufik melawan Lin Dan," ujarnya.

Daryadi mengatakan, jika nanti Indonesia benar-benar pulang tanpa medali bulu tangkis, ini akan mengulang kejadian di Olimpiade London 2012. Namun ketika itu kondisinya berbeda. Saat itu belum ada tim Adhoc yang dibentuk jelang Olimpiade dan melibatkan banyak pihak termasuk mantan pemain agar sukses di Paris ini.

Menuju Olimpiade, PBSI membentuk tim Adhoc untuk meloloskan atlet sebanyak-banyaknya dan berprestasi di Paris. Tim Adhoc ini diketuai Sekjen PBSI, M Fadil Imran. Tim Adhoc melibatkan para mantan pemain yang pernah berprestasi emas di Olimpiade. Juga pihak-pihak lain termasuk psikolog untuk mengelola suasana hati para pemain agar tetap kondusif.

Tim Adhoc juga mengklaim melakukan pendekatan sport science menuju Paris. Namun sampai saat ini, beberapa indikasi yang tak menguntungkan justru lebih banyak terlihat.

Daryadi meminta pengurus PBSI bukan sekadar mengevaluasi hasil, melainkan juga mawas diri dan tahu diri. Ia merujuk kejadian memalukan saat Indonesia Open 2024 ketika tak ada satu pun wakil Merah-Putih lolos ke semifinal. Begitu pula di Asian Games 2022 Hangzou ketika Indonesia pulang tanpa medali.

PBSI akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 10-12 Agustus 2024 di Surabaya, Jawa Timur, untuk mencari ketua umum baru. Sebab ketua umum saat ini, Agung Firman Sampurna, akan selesai masa jabatannya pada akhir tahun 2024.

"Bulu tangkis (PP PBSI) harus dikelola dengan profesional, harus orang yang berkompeten yang mengurusinya. Saya melihat dari luar dan juga masyarakat kita bisa menilai bagaimana PBSI ini saat ini dikelola. Kinerja organisasi bisa dilihat dari torehan prestasi yang dihasilkannya. Kita semua bisa lihat prestasi seperti apa," ujar Daryadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement