Kamis 01 Aug 2024 13:15 WIB

Rekor Buruk dan Dibayangi Pulang tanpa Medali Olimpiade, PBSI Butuh Dikelola Lebih Baik

Ganda putri, ganda campuran, dan tunggal putra kandas di fase grup Olimpiade Paris.

Anthony Sinisuka Ginting beraksi di Olimpiade Paris 2024.
Foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte
Anthony Sinisuka Ginting beraksi di Olimpiade Paris 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulu tangkis Indonesia sudah mendapatkan tiga pukulan sepanjang Olimpiade Paris 2024. Pertama, terhentinya ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di fase grup. Padahal, Apri adalah juara bertahan Olimpiade, ketika berjaya di Tokyo berpasangan dengan Greysia Polii.

Kedua, ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang terhenti di penyisihan grup. Berikutnya, dua tunggal Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Ginting juga kandas di penyisihan grup. Ginting adalah pemegang medali perunggu Olimpiade Tokyo.

Baca Juga

Kini, Indonesia hanya berharap kepada dua wakil lagi, yakni ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.

Langkah dua wakil tersisa Indonesia tersebut menuju babak selanjutnya sepertinya cukup berat. Fajar/Rian harus bertemu unggulan pertama Liang Wei Keng/Wang Chang di babak perempat final atau delapan besar. Pertandingan akan digelar Kamis (1/8/2024) pukul 18.00 WIB di Porte de la Chapelle Arena, Paris.

Sementara, Gregoria akan berhadapan dengan Kim Ga-eun di 16 besar. Laga ini akan berlangsung Jumat (2/8/2024) dini hari pukul 00.30 WIB di tempat yang sama. Jika lolos dari 16 besar, Gregoria sudah di tunggu Ratchanok Intanon di delapan besar. Di luar dugaan, wakil Thailand tersebut menghentikan laju pemain China Taipei Tai Tzu Ying di penyisihan grup.

"Risiko untuk Fajar/Rian ketika gagal juara grup, akan bertemu juara grup dan ketemunya sama Liang Wei Keng/Wang Chang yang sedang dalam performa terbaik. Lupakan kekalahan dari pasangan India, kini fokus untuk perempat final. Mereka harus tampil normal, jangan terlalu banyak buat kesalahan terutama Rian," kata pengamat bulu tangkis Daryadi saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (1/8/2024).

Daryadi menjelaskan, Fajar/Rian sudah sepuluh tahun bersama, tapi mental bertanding mereka belum konsisten. Pada saat posisi genting, Rian kerap membuat kesalahan sendiri. Terutama kalau servisnya di foul wasit lebih dua kali, ia langsung tegang. Biasanya, ia menggantinya dengan servis flick yang justru membahayakan.

"Semoga Fajar/Rian bisa main normal tidak tegang. Lawannya memiliki speed dan power lebih karena memang lebih muda," ujar Daryadi.

Untuk Gregoria, undiannya bisa dibilang lebih mudah hingga menuju semifinal. Ia memperkirakan, jika bermain normal, Gregoria mengalahkan Kim. Begitu juga di perempat final jika bergadapan Intanon yang mendapat bye.

"Akhir-akhir ini jika Gregoria bertemu Intanon lebih banyak menangnya. Tapi kalau melihat hasil Intanon menyingkirkan Tai Tzu Ying, berarti Intanon bermain bagus di Olimpiade ini. Apalagi dia bertekad menyumbang medali untuk Thailand," ungkap Daryadi.

 

Jika lolos semifinal...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement