Selasa 30 Jul 2024 23:10 WIB

Kemenlu Pastikan WNI di Lebanon Aman di Tengah Meningkatnya Konflik Israel-Hizbullah

Eskalasi konflik Hizbullah versus Israel semakin meningkat

Asap mengepul akibat rudal yang ditembakkan dari Lebanon selatan, di Kiryat Shmona, Israel utara, Sabtu (13/7/2024). Militer Israel menyatakan bahwa pada 13 Juli telah mengidentifikasi ada sekitar 15 peluncuran rudal yang melintasi dari Lebanon ke Israel utara. Akibat jatuhnya pecahan peluru dari pencegat rudal, empat tentara Israel terluka - satu luka parah, satu luka sedang, dan dua lainnya luka ringan.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Asap mengepul akibat rudal yang ditembakkan dari Lebanon selatan, di Kiryat Shmona, Israel utara, Sabtu (13/7/2024). Militer Israel menyatakan bahwa pada 13 Juli telah mengidentifikasi ada sekitar 15 peluncuran rudal yang melintasi dari Lebanon ke Israel utara. Akibat jatuhnya pecahan peluru dari pencegat rudal, empat tentara Israel terluka - satu luka parah, satu luka sedang, dan dua lainnya luka ringan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Luar Negeri RI memastikan kondisi sejumlah warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon aman, di tengah memanasnya konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah.

“Komunikasi terus dijalin untuk memantau kondisi para WNI. Hingga saat ini mereka dalam keadaan baik, tenang, dan selamat,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkat, Selasa (30/7/2024)

Baca Juga

Berdasarkan data lapor diri KBRI Beirut, terdapat 203 WNI yang menetap di Lebanon serta sekitar 1.232 personil TNI yang bertugas di UNIFIL.

Para WNI diminta meningkatkan kewaspadaan dan mempertimbangkan keluar wilayah Lebanon mengingat penerbangan komersial masih beroperasi.

Bagi para WNI yang berada di Lebanon Selatan disarankan untuk sementara waktu berlindung di Safe House KBRI Beirut.

“Terdapat 14 WNI yang menetap di wilayah Lebanon Selatan dan mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumah masing masing karena merasa situasi masih relatif aman,” ujar Judha. WNI yang menghadapi situasi darurat dapat segera menghubungi hotline KBRI Beirut pada nomor +961 7081 7310.

Pemerintah Lebanon menyatakan sedang berusaha sekuat tenaga untuk menghindari eskalasi pertempuran antara Israel dan gerakan Hizbullah setelah penembakan di Dataran Tinggi Golan.

Baku tembak di perbatasan antara Israel dan Hizbullah terus berlanjut sejak konflik Gaza pada Oktober, sedangkan kekhawatiran akan munculnya perang habis-habisan baru-baru ini semakin meningkat, terutama setelah serangan Sabtu (27/7) di kota Majdal Shams yang menewaskan 12 orang.

Konflik terbaru itu dimulai dari serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 korban akhir pekan lalu, yang diklaim Israel dilancarkan oleh Hizbullah. Gerakan Lebanon itu membantah klaim tersebut.

Segera setelah itu, Tel Aviv berjanji akan membalas Hizbullah dan menyalahkan kelompok itu atas serangan yang sangat dibantah oleh Hizbullah.

Ketakutan akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat di tengah-tengah serangan lintas batas antara kedua belah pihak.

Beberapa pejabat Israel mengatakan bahwa perang dengan Lebanon sudah dekat. Angkatan bersenjata Israel menyerang sejumlah target Hizbullah di dalam wilayah Lebanon dan di selatan negara tersebut pada Ahad pagi (28/7/2024).

Eskalasi tersebut terjadi dengan latar belakang serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober lalu, setelah sebelumnya secara sistematis kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerang Israel.

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement