Sementara, pengamat ekonomi Ryan Kiryanto mengatakan, terjadi ambiguitas tentang hubungan Indonesia dengan Israel. Menurutnya, perlu ada ketegasan terlebih dahulu mengenai ada atau tidaknya secara resmi hubungan dagang ataupun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.

Ambiguitas yang dimaksud diantaranya adalah banyaknya aksi boikot masyarakat Indonesia terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel, namun kegiatan dagang melalui aktivitas impor dan ekspor yang terekam Badan Pusat Statistik (BPS) masih berlangsung hingga saat ini. Juga ada penolakan di bidang olahraga atas aksi penolakan Timnas U-20 Israel pada tahun lalu, tetapi relasi dagang rupanya terjadi diantara kedua negara.

“Ini ambigu, ada orang-orang memboikot barang-barang yang related dengan Israel, sedangkan Indonesia ada impor dari Israel walaupun kecil (besaran impornya),” tutur dia.

Namun, berdasarkan analisis sekilas darinya, kemungkinan besar ada alasan mengenai masih berlangsungnya kegiatan impor dari Israel ke Indonesia, kaitannya dengan spesifikasi dari komoditas yang didatangkan.

“Secara analitis ekonomi, kemungkinan barang impor dari Israel memang enggak bisa dibeli dari tempat lain, dugaan saya. Barangnya spesifik, mungkin tidak hanya Indonesia yang beli dari Israel, negara-negara lain pun juga beli, termasuk negara Muslim,” ujar dia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika