Sabtu 14 Sep 2024 00:19 WIB

Isu Ekonomi jadi Perhatian Utama Pemilih Sulut

Calon yang menawarkan solusi masalah ekonomi akan diuntungkan.

Peneliti LSI Denny JA, Fajar Moestar, memaparkan hasil survei terkait Pilkada Sulawesi Utara.
Foto: istimewa/doc humas
Peneliti LSI Denny JA, Fajar Moestar, memaparkan hasil survei terkait Pilkada Sulawesi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masalah ekonomi menjadi masalah atau isu utama bagi pemilih di Sulawesi Utara. Dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA, Sebesar 50 % pemilih menyatakan bahwa masalah ekonomi adalah masalah paling penting dan prioritas yang harus diselesaikan oleh gubernur mendatang.

“Dari data diatas bisa disimpulkan bahwa cagub dan cawagub yang berkontestasi di pilkada kali ini akan mendapatkan keuntungan elektoral apabila dapat menawarkan solusi permasalahan ekonomi di provinsi Sulawesi Utara,” kata peneliti LSI Denny JA, Fajar Moestar, dalam siaran pers, Jumat (13/9/2024).

Mereka yang menyatakan masalah ekonomi paling penting merata hampir di semua segmen pemilih, baik laki-laki maupun perempuan, pemilih agama protesta, katolik dan islam, di semua segmen usia, dan juga di semua segmen pendidikan dan pendapatan.

LSI Denny JA melakukan survei tatap muka dengan kuesioner, pada  1 -7 September 2024. Survei dilakukan terhadap 800 responden di seluruh Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara, dengan margin of error survei ini sebesar 3,5 %. 

Selain masalah ekonomi, kata Fajar, masalah infrastruktur dianggap paling penting sebesar 9.5 %, masalah kesehatan 7 %, masalah pertanian 6.8 %, dan masalah lainnya rata-rata di bawah 5 %.

Terkait dengan elektabilitas para calon, dalam survei ini ditemukan pasangan Elly Engelbert Lasut-Hanny Jost Pajouw (E2L-HJP) masih unggul jauh dari dua pasangan lainnya.  E2L-HJP memperoleh dukungan sebesar 53.3 %, disusul pasangan Steven Kandouw-Alfred Denny Tuejeh (SK-ADT) sebesar 34.5 %, dan pasangan Yulius Stevanus Komaling-Johannes Victor Mailangkay (YSK-JVM) sebesar 4.3%. Mereka yang belum menentukan pilihan hanya tersisa sebesar 7.9 %.

“Menjelang dua bulan sebelum hari H, E2L-HJP unggul kurang lebih 20% dibanding pasangan SK-ADT . Dan unggul kurang lebih 49 % dibanding pasangan YSK-JVM,” ungkap Fajar.

Menurut Fajar, pasangan E2L-HJP unggul dari dua pasangan lainnya karenatiga alasan. Pertama,  E2L adalah cagub paling populer dan paling disukai di antara dua cagub lainnya yaitu SK dan YSK. Kedua, publik Sulut menilai E2L-HJP yang paling mampu menyelesaikan masalah ekonomi. Ketiga, E2L-HJP dianggap paling mampu membuat perubahan di Sulut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement