Senin 01 Jul 2024 19:39 WIB

Zhang Zhi Jie Meninggal, Dokter Sarankan Kewajiban AED di Event Olahraga dan Tempat Umum

AED adalah perangkat medis untuk membantu orang yang mengalami henti jantung.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Ucapan duka cita dari PBSI atas meninggalnya Zhang Zhi Jie.
Foto: dok PBSI
Ucapan duka cita dari PBSI atas meninggalnya Zhang Zhi Jie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebulu tangkis muda China Zhang Zhi Jie menjemput takdirnya di atas lapangan bulu tangkis. Tunggal masa depan China kelahiran tahun 2007 tersebut mengalami henti jantung saat bertanding di babak penyisihan Asian Junior Championship (AJC) Ahad (30/6/2024) malam di GOR Amongrogo Yogyakarta.

Dari rekaman yang beredar luas, selain tim medis yang terlambat memberikan pertolongan pertama. Saat melakukan pertolongan juga terlihat tidak melakukan sesuai prosedur seperti melakukan Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) atau juga biasa dikenal dengan pijat jantung.

Baca Juga

Pada rekaman video tersebut juga tidak terlihat petugas menggunakan Automated External Defibrillator (AED), yaitu perangkat portabel yang berfungsi untuk membantu orang yang mengalami henti jantung. AED menganalisa irama jantung secara otomatis dan kemudian memberikan sengatan listrik melalui dada ke jantung untuk mengembalikan irama jantung jika diperlukan kepada Zhang Zhi Jie.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Andi Kurniawan - Sports Medicine Specialist (@dokandi)

Dokter Andi Kurniawan, Sp.KO (Spesialis Kedokteran Olahraga) ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (1/7/2024) mengatakan CPR dan AED harus selalu siap dalam pertandingan olahraga. "Kalau kita lihat yang menimpa Atlet (Zhang Zhi Jie) itu kolaps atau henti jantung bisa terlihat dari gejalanya. Kecepatan penangan pertolongan pertama dengan CPR dengan memijat jantung bagian dada harus dilakukan. Sembari menunggu datangnya alat AED untuk pertolongan lebih lanjut," ujarnya.

Dokter Andi mengaku tidak tahu aturan atau prosedur tim medis dari Federasi Internasional Bulu Tangkis. Seharusnya jika berkaitan dengan keselamatan nyawa atlet tanpa persetujuan wasit tim medis sudah dapat langsung masuk lapangan. Serta kewajiban menyiapkan AED oleh tim medis.

Menurut dokter Andi, AED harusnya tidak hanya ada di pertandingan olahraga. "Kalau bisa di venue olahraga, tempat Gym, tempat umum seperti perkantoran, pusat belanja harus ada AED. Ini seperti tabung pemadam kebakaran yang hampir ada di semua gedung," kata dia memberikan saran.

"Di luar negeri sudah banyak AED tersedia di tempat umum. Di negara kita perlu ada aturan dari Pemerintah untuk mewajibkan sehingga mau tidak mau akan dituruti. Walaupun harganya lumayan kisaran 20 juta hingga 100 juta. Namun AED memang penting tersedia di lokasi umum yang banyak masyarakat berada," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement