Sabtu 08 Jun 2024 15:12 WIB

Ini Senjata Mematikan Hizbullah yang Sulit Dicegat Israel

Rudal Almas dapat mengunci targetnya sejak awal atau dipandu dari jarak jauh.

Rep: Teguh/ Red: Teguh Firmansyah
Penampakan peluncur Iron DOme yang hancur dirudal Hizbullah di utara Israel, Rabu (5/6/2024).
Foto: Telegram
Penampakan peluncur Iron DOme yang hancur dirudal Hizbullah di utara Israel, Rabu (5/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRING -- Serangan Hizbullah terhadap baterai Iron Dome Israel awal pekan ini memberikan pesan khusus buat otoritas Zionis. Menurut analis militer, pesan ini merupakan yang paling jelas sejak dimulainya permusuhan di perbatasan Israel-Lebanon tahun lalu.

Pada Rabu, kelompok Hizbullah Lebanon menyerang peluncur Iron Dome di Ramot Naftali, sekitar 3 km dari perbatasan Lebanon. Mereka lalu merilis rekaman yang menunjukkan sebuah drone atau pesawat berpeluru kendali terbang menuju sistem pertahanan udara. 

Baca Juga

Video penyerangan yang dipublikasikan pada  Kamis, tidak menunjukkan apakah Iron Dome rusak atau hancur.  Tentara Israel mengatakan, mereka tidak mengetahui adanya kerusakan pada peluncur Iron Dome miliknya.

Analis militer Mustafa Asaad mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Hizbullah secara bertahap telah mengungkapkan sampel kecil senjata yang dimilikinya. Hizbullah seperti menyampaikan kepada Israel bahwa mereka bersedia memainkan sebuah 'permainan akhir' ketika saatnya diperlukan.

 

Selama konflik saat ini, yang berlangsung sejak 7 Oktober, Hizbullah telah mengerahkan tiga jenis rudal baru yang dipandu secara presisi, yang dikenal sebagai Almas, atau Diamond.

Almas direkayasa ulang berdasarkan rudal Spike Israel yang diperoleh selama perang Israel-Lebanon pada 2006. "Peluru ini dikembangkan oleh Iran," kata  Asaad. 

Rudal Almas dapat mengunci targetnya sejak awal atau dipandu dari jarak jauh oleh operator dengan presisi tinggi.

Menurut pusat penelitian Israel, Almas menimbulkan tantangan serius terhadap sebagian besar sasaran yang tidak bergerak dan bergerak di wilayah perbatasan. 

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement