REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub Liga Jerman Bayern Munchen resmi menunjuk Vincent Kompany sebagai pelatih anyar menggantikan Thomas Tuchel yang hengkang. dikutip dari laman resmi klub, Rabu (29/5/2024), Bayern dan Vincent Kompany sepakat untuk bekerja sama dengan kontrak hingga 30 Juni 2027.
Kompany mengatakan dirinya sangat tak sabar untuk segera melatih skuad Die Bavarian dan menghadapi tantangan yanG ada bersama Bayern Muenchen.
"Suatu kehormatan besar bisa bekerja untuk klub ini, FC Bayern adalah sebuah institusi dalam sepak bola internasional. Sebagai seorang pelatih, Anda harus mempertahankan karakter Anda: Saya senang menguasai bola, menjadi kreatif, tapi kami juga harus agresif dan berani di lapangan," kata Kompany.
"Saya sekarang menantikan hal-hal mendasar: bekerja dengan para pemain, membangun tim. Ketika landasannya tepat, kesuksesan akan mengikuti," sambungnya.
Sementara itu, CEO Bayern Munchen Jan-Christian Dreesen menjelaskan para petinggi klub sepakat untuk menunjuk Kompany sebagai pelatih anyar.
"Kami semua di klub sepakat bahwa Kompany adalah pelatih yang tepat untuk FC Bayern dan kami sangat menantikan untuk bekerja dengannya," ujar Dreesen.
"Max Eberl dan Christoph Freund telah bekerja tanpa kenal lelah dan cermat untuk menemukan pelatih yang akan membawa FC Bayern menuju kesuksesan dan terus mengembangkan klub dengan ide-ide baru. Vincent Kompany mewakili kebersamaan dan semangat tim yang kami butuhkan," tambahnya.
Mengenai alasan menunjuk Kompany sebagai pelatih anyar, direktur olahraga Bayern Munchen Christoph Freund menjelaskan pelatih asal Belgia itu memiliki filosofi dan identitas yang selaras dengan Die Roten.
"Dia adalah pelatih muda yang sangat ambisius dengan banyak pengalaman internasional. Dia sangat teliti dalam hal para pemain dan tahu persis apa yang perlu terjadi di lapangan. Dia bisa dan akan memberikan banyak hal kepada tim kami," jelas Freund.
Sebelum resmi menangani Bayern, Vincent Kompany pernah memiliki pengalaman menangani Anderlecht dan Burnley.
Ikuti Whatsapp Channel Republika