Ahad 12 May 2024 09:57 WIB

Guru SMK Lingga Kencana Depok Ikut Tewas dalam Insiden di Ciater

Suprayogi, guru pelajaran bisnis dan keuangan SMK Lingga Kencana, ikut jadi korban.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Zaenal Arifin, kakak kandung guru SMK Lingga Kencana, Kota Depok, Suprayogi yang menjadi korban kecelakaan di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2024) petang WIB.
Foto: Antara/Feru Lantara
Zaenal Arifin, kakak kandung guru SMK Lingga Kencana, Kota Depok, Suprayogi yang menjadi korban kecelakaan di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2024) petang WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Seorang guru bernama Suprayogi ikut menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana, Kota Depok di kawasan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) petang WIB.

"Korban meninggal dunia adik kandung saya, Suprayogi," kata Zaenal Arifin ketika ditemui di Sekolah SMK Lingga Kencana, Kota Depok, Ahad (12/5/2024).

Baca Juga

Zaenal menjelaskan, istri Suprayogi juga ikut menjadi korban kecelakaan yang mengalami luka-luka cukup parah. Istri Suprayogi saat ini sedang mendapat perawatan di RSUD Subang.

Baca: Bertemu Bus Kopassus, Pandawa 87 Lawan Arah Pilih Mundur

Suprayogi merupakan guru di SMK Lingga Kencana, Kota Depok, yang mengajar mata pelajaran bisnis dan keuangan. Zaenal mengatakan, terakhir bertemu dengan adiknya sekitar dua pekan lalu. "Saya waktu itu nyunatin cucu saya, dia datang sempat ngobrol-ngobrol," ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris menyebutkan ada 11 orang tewas dan empat orang mengalami luka berat akibat kecelakaan bus Trans Putera Fajar, yang membawa bawa pelajar SMK Lingga Kencana. Setelah diidentifikasi, satu korban tewas merupakan warga Subang yang sedang parkir motor dan tertabrak bus.

"Semuanya ada ada 12 korban meninggal satu korban pengendara motor dan 11 rombongan SMK Lingga Kencana. Ada empat luka berat dan selebihnya luka ringan," kata Idris.

Baca: TNI AL Diperkuat Dua Kapal Perang Baru Buatan Dalam Negeri

Menurut dia, dari 11 korban meninggal, pihak keluarga meminta agar jenazah di bawa ke rumah masing-masing. Karena itu, Pemkot Depok bergerak agar bisa memawa semua jenazah untuk dimakamkan di Depok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement