Jumat 19 Apr 2024 14:45 WIB

Massa Gelar Aksi di Patung Kuda, Tuntut MK Berlaku Adil Memutus Sengketa Pilpres

Massa aksi mulai berdatangan sebelum shalat Jumat.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus raharjo
Barrier beton dan kawat berduri terpasang di Depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (25/3/2024). Pemasangan barrier dan kawat berduri ini disiagakan untuk pengamanan perselisihan hasil pemilu umum (PHPU) 2024. MK akan menggelar Sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 pada besok, Rabu (27/3/2024). Sidang tersebut digelar untuk menindaklanjuti gugatan dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD
Foto: Republika/Prayogi
Barrier beton dan kawat berduri terpasang di Depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (25/3/2024). Pemasangan barrier dan kawat berduri ini disiagakan untuk pengamanan perselisihan hasil pemilu umum (PHPU) 2024. MK akan menggelar Sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 pada besok, Rabu (27/3/2024). Sidang tersebut digelar untuk menindaklanjuti gugatan dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan warga memadati kawasan sekitar Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024) siang. Aksi yang dilakukan oleh berbagai kelompok itu menuntut Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menangani sengketa Pilpres 2024 dengan adil.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, massa mulai aksi mulai berdatangan sebelum shalat Jumat. Massa sempat melakukan sholat Jumat di kawasan tersebut. Setelah Shalat Jumat, sejumlah tokoh melakukan orasi di atas mimbar satu per satu.

Baca Juga

Aksi itu dihadiri oleh massa yang mayoritas mengenakan pakaian muslim. Para perempuan banyak yang menggunakan kerudung. Sementara para laki-laki menggunakan peci dan sorban. Tak hanya dihadiri oleh masyarakat umum, aksi itu juga diikuti oleh perwakilan buruh dan mahasiswa. 

Salah satu orator yang melakukan orasi menyebut bahwa pelaksanaan Pilpres 2024 jelas melanggar etika. Tak hanya itu, pelaksanaan pilpres juga melanggar hukum dan keadilan. 

"Pilpres jelas-jelas melanggar keadilan, hukum, dan etika. Jelas-jelas ada penyalahgunaan kekuasaan," kata dia dalam orasinya.

Karena itu, ia meminta MK dapat menangani sengketa pilpres dengan seadil-adilnya. Massa aksi juga meminta MK mendiskualifikasi pasangan Prabowo-Gibran dari pilpres 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement