Selasa 11 Nov 2025 16:26 WIB

BMKG Kembangkan Pusat Kendali Ganda Sistem Peringatan Dini Nasional

Seluruh jaringan peringatan dini akan tetap aktif meskipun terjadi gangguan.

Para pelajar mengikuti Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana yang digelar Pemkot Bandung, di SMPN 1 Kota Bandung, Kamis (28/5/2025). Kegiatan yang bertajuk Siap untuk Selamat ini sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi akibat pergerakan Sesar Lembang.
Foto: Edi Yusuf
Para pelajar mengikuti Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana yang digelar Pemkot Bandung, di SMPN 1 Kota Bandung, Kamis (28/5/2025). Kegiatan yang bertajuk Siap untuk Selamat ini sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi akibat pergerakan Sesar Lembang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengembangkan sistem pusat kendali ganda untuk memperkuat jaringan peringatan dini multi-bencana nasional.   

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengatakan bahwa pusat kendali utama dibangun di Jakarta dan didukung oleh backup command center di Bali untuk menjamin keandalan sistem 24 jam.

Baca Juga

“Dengan sistem kendali ganda, seluruh jaringan peringatan dini akan tetap aktif meskipun terjadi gangguan di satu wilayah,” kata dia, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa pusat kendali baru itu mengintegrasikan pemantauan gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrem, dan kualitas udara dalam satu sistem nasional.

Sistem tersebut juga didukung algoritma otomatis hasil proyek Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRP). 

Proyek kolaborasi antara BMKG dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang didukung oleh Bank Dunia itu telah rampung pada 2025 dengan dana hibah internasional sebesar 85 juta dolar Amerika Serikat (AS).  

Fathani yang baru dilantik sebagai Kepala BMKG sepekan lalu itu menilai bahwa penguatan sistem digital dan real-time monitoring menjadi langkah penting di tengah meningkatnya frekuensi bencana hidrometeorologi.

“BMKG berkomitmen membangun infrastruktur yang tidak hanya canggih, tapi juga tangguh dan inklusif,” ujarnya. Menurut dia, Indonesia kini bergerak menuju sistem peringatan dini terpadu yang setara dengan standar lembaga meteorologi dunia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement