REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Purn. Hinsa Siburian mengatakan bahwa pihaknya selalu memaksimalkan penjagaan keamanan data nasional dalam kegiatan-kegiatan krusial.
Hinsa mengatakan bahwa BSSN berperan melakukan pengawasan di beberapa kegiatan penting seperti pengamanan data Pemilu 2024 hingga seleksi calon pegawai negeri (CPNS).
"Untuk di skala internasional, BSSN juga aktif dalam pengamanan siber dan sandi pada KTT G20, KTT ASEAN Labuan Bajo 2023, KTT ASEAN Jakarta 2023, KTT AIS Forum 2023, MotoGP, dan F1H2O," kata Hinsa dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis malam.
Hal tersebut, kata dia, demi memastikan agar kegiatan krusial yang diagendakan pemerintah bisa berjalan dengan lancar.
Selain itu, pengawasan itu juga bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat akan kepemilikan data pribadinya.
Meski demikian, Hinsa memastikan pengetatan penjagaan data nasional dari serangan siber bukan hanya dilakukan dalam momentum tertentu saja.
Hinsa menegaskan bahwa pihaknya selalu melakukan patroli keamanan siber selama 7 x 24 jam melalui National Security Operation Center sebagai upaya deteksi dini dan mitigasi insiden siber.
Ia menyadari peningkatan pengamanan data secara nasional perlu ditopang dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Karena hal tersebut, BSSN juga berperan aktif dalam mencetak SDM berkualitas yang menguasai pengamanan data.
Beberapa upaya, lanjut Hinsa, yang telah dilakukan pihaknya adalah mencetak sumber daya manusia di bidang keamanan siber dan sandi sebanyak 2.627 orang dan mengeluarkan 525 sertifikasi untuk masyarakat yang dianggap memiliki keahlian di bidang keamanan siber melalui Lembaga Sertifikasi Profesi BSSN.
Selain itu, pihaknya juga mencoba merangkul masyarakat dalam gerakan literasi media dan keamanan siber melalui slogan "Jaga Ruang Siber".
Dengan ragam upaya tersebut, dia memastikan Indonesia akan tetap dalam kondisi aman dari serangan siber yang mengancam data masyarakat.