Senin 25 Mar 2024 16:39 WIB

Pertemuan Surya Paloh-Prabowo tak Buat Nasdem Berniat Gagalkan Usulan Hak Angket

Hingga kini, Nasdem masih menunggu realisasi rencana hak angket dari PDIP.

Rep: Eva Rianti/ Red: Andri Saubani
Ketua DPP Partai Nasdem yang juga anggota Komisi 2 DPR RI Saan Mustopa di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (25/3/2024).
Foto:

Sebelumnya, analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menilai pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem dengan capres terpilih Prabowo Subianto, dapat melemahkan daya tawar hak angket yang diwacanakan sejumlah partai dan tokoh politik yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2024. Bila Nasdem ikut merapat ke pemerintahan baru Prabowo-Gibran, PR Prabowo setelah ini kata dia adalah melunakkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PKS. Sehingga PDIP bisa sendirian dalam menggulirkan hak angket. 

“Jika Prabowo-Gibran sukses merangkul Nasdem dan PKB untuk bergabung dengan koalisi. Daya tawar politik PDIP tidak lagi mahal, karena kekuatan politik Prabowo lebih kuat di parlemen. Apalagi, posisi PPP juga lemah, setelah dinyatakan gagal masuk parlemen. Artinya, PDIP dinilai tidak berkepentingan membangun mitra oposisi atau ingin mengambil jalan itu sendirian,“ kata Arifki, Jumat (22/3/2024).

Selain melemahkan isu hak angket, Arifki melihat aksi pertemuan Prabowo dan Surya Paloh di Nasdem Tower hari ini juga melemahkan daya tawar upaya pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk menggugat hasil Pemilu 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). 

Di mana bila tidak di-back up Nasdem, posisi Anies menurut Arifki juga tidak akan cukup kuat. Karena diketahui Anies Baswedan merupakan tokoh politik yang bukan kader apalagi ketua umum parpol.

 

"Karpet merah ini, sambutan untuk orang yang spesial. Jelas ini simbol politik. Menariknya simbol politik itu diberikan oleh Nasdem, “ ujar Arifki. 

 

photo
Raihan Suara Parpol di Pemilu 2024 - (Infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement