Kamis 09 May 2024 16:54 WIB

Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol Jadi Memoy of the World

Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol ditetapkan sebagai salah satu memory of the world.

Potret Tuanku Imam Bonjol (ilustrasi). Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol ditetapkan sebagai salah satu memory of the world.
Foto: journals.cambridge.org
Potret Tuanku Imam Bonjol (ilustrasi). Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol ditetapkan sebagai salah satu memory of the world.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol ditetapkan sebagai salah satu ingatan dunia untuk Asia dan Pasifik atau Memory of the World (MoW) for Asia and the Pasific.

Penyerahan sertifikat dilakukan oleh pemimpin Memory of the World Regional Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) Kwibae Kim kepada Kepala Arsip Nasional (ANRI) Imam Gunarto didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Mariana Ginting di Ulaan Baatar, Mongolia, Rabu (8/5) 

Baca Juga

"Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol merupakan salah satu catatan autentik yang ditulis oleh pribumi tentang ringkasan sejarah Perang Paderi dan Sumatera Barat pada abad ke-19, " ujar Pustakawan ahli pertama Perpusnas, Aditia Gunawan, di Jakarta, Kamis.

Naskah yang diusulkan Perpusnas dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) itu terpilih setelah mengikuti proses pemilihan suara dari peserta pertemuan yang mewakili Australia dan Tuvalu, Bangladesh, Tiongkok, Filipina, India, Malaysia, Mongolia, Uzbekistan, dan Vietnam.

Naskah itu ditulis oleh Naali Sutan Caniago, putra Tuanku Imam Bonjol, semasa pengasingannya di Manado. Naskah itu menceritakan peristiwa sejarah di Minangkabau pada abad ke-19 dan dianggap sebagai autobiografi Melayu pertama dalam pengertian modern.

Dia menambahkan ada beberapa alasan mengapa naskah itu layak ditetapkan menjadi MoW for Asia and the Pasific. Pertama, naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol merupakan karya perintis, baik dari segi pengaruh dan genre tulisan. Karya tersebut berupa hipogram dengan aktor yang menceritakannya secara langsung.

Kedua, manuskrip itu mempunyai relevansi sejarah yang signifikan pada masa pra-kemerdekaan Indonesia dan menjadi bukti sejarah Minangkabau pada abad ke-19. Ketiga, karya itu menyajikan narasi global pergerakan Islam antara Timur Tengah dan Asia Tenggara pada abad ke-18 hingga abad ke-19.

"Naskah ini menyoroti peran aktif perempuan, sebuah ciri yang didukung oleh latar belakang budaya Minangkabau dengan kekerabatan matrilinealnya," ucapnya. 

Selain itu, naskah itu satu-satunya karya tulis tangan Melayu Minangkabau yang mengungkap fakta sejarah. "Naskah ini mempunyai posisi tak tergantikan sebagai referensi masa depan,” jelasnya.

Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol juga menceritakan refleksi pribadi Tuanku Imam Bonjol tentang pengorbanan dan efek perang yang berkepanjangan selama 34 tahun.

Tuanku Imam Bonjol mengekspresikan penyesalan yang dalam kepada pengikutnya, yang mana timbul pertanyaan dalam dirinya, apakah ada banyak aturan di dalam Alquran yang telah dilanggar selama perang tersebut.

“Lahir pada tahun 1772 di Sumatera Barat, Tuanku Imam Bonjol adalah pemimpin perang Paderi, salah satu perang terlama suku Minangkabau melawan kolonialisme Belanda dari tahun 1803-1837 di Indonesia. Ia ditahan dan diasingkan di beberapa tempat di Indonesia, dan dalam masa pengasingannya, ia masih mengatur pergerakan perlawanan melawan penjajah,” tuturnya.

Setelah penetapan naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol oleh MOWCAP, lanjut dia, perlu program tindak lanjut yang menjadikan naskah tersebut mudah diakses, dikenal luas, dan dilestarikan hingga generasi mendatang.

MOWCAP adalah forum regional untuk Program Memori Dunia (MoW) global Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) yang didirikan pada 1998. Di kawasan Asia Pasifik, banyak perpustakaan, arsip, dan lembaga memori, yang menghadapi tantangan berat, seperti ekonomi, iklim, dan geografis dalam menjaga kelestarian koleksinya.

MOWCAP bertujuan membantu pelestarian dan akses universal terhadap warisan dokumenter di kawasan Asia/Pasifik dan juga meningkatkan kesadaran akan keberadaan dan pentingnya warisan tersebut.

Selain naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol, penetapan MoW Asia Pasifik juga diberikan kepada arsip Indarung Semen Padang yang diusulkan oleh PT Semen Padang, dan arsip tentang Indonesian Sugar Research Institut tahun 1887-1986 yang diusulkan Kantor Perpustakaan dan Arsip Jawa Timur serta Balai Penelitian Gula Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement