Senin 11 Dec 2017 10:37 WIB

Tiga Warisan Dokumenter Indonesia Diakui UNESCO

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Candi Borobudur
Foto: Antara
Candi Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, tiga warisan dokumenter Indonesia berhasil lolos menjadi ingatan dunia atau Memory of the World (MOW). Tiga warisan tersebut terdiri dari, arsip konservasi Borobudur, arsip tsunami Samudera Hindia, serta naskah cerita Panji.

Sekretaris Komite Nasional MOW Indonesia, Endang Sri Rusmiyati mengatakan, arsip konservasi Borobudur digagas oleh Balai Konservasi Borobudur di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Warisan dokumenter itu juga merupakan proyek konservasi terbesar pada Abad 20 yang menggunakan teknik modern untuk konservasi monumen.

 

"Pengakuan internasional terhadap arsip konservasi Borobudur punya peranan penting bagi pengembangan ilmu konservasi terkini, dan solusi bagi permasalah konservasi yang ada," jelas Endang kepada Republika.co.id di Kompleks Kemdikbud, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (11/12).

 

Adapun naskah cerita Panji, lanjut Endang, diusulkan oleh tim Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) secara joint nomination dengan Malaysia, Kamboja, Belanda dan Inggris. Cerita Panji sendiri, berasal dari Abad ke-13 dan menandai perkembangan sastra Jawa tanpa dibayangi epos India Ramayana dan Mahabharata yang sangat terkenal.

 

Berikutnya, Endang menuturkan, arsip tsunami Samudera Hindia diusulkan oleh Arsip Nasional RI secara joint nomination bersama dengan Sri Lanka. Warisan dokumenter tersebut, terdiri dari satu set arsip dalam berbagai media yang mencatat kejadian tsunami Samudera Hindia, tanggap bencana, serta sebagian besar tentang rehabilitasi dan rekonstruksi.

 

"Bencana tsunami Samudera Hindia itu kan menyebabkan dampak sosial, budaya, ekonomi yang signifikan terhadap negara-negara di sekitar Samudera Hindia, jadi pantas untuk dimasukkan sebagai ingatan kolektif (MOW) untuk pembelajaran bagi generasi yang akan datang," kata Endang menjelaskan.

 

Selama lebih dari sepuluh tahun ini, lanjut Endang, Komite Nasional MOW Indonesia juga telah berhasil mengantarkan beberapa warisan dokumenter Indonesia untuk diakui secara internasional sebagai ingatan dunia. Antara lain, La Galigo pada tahun 2011, naskah Nagakretagama pada tahun 2013, naskah Babad Diponegoro tahun 2013, dan arsip Konferensi Asia Afrika pada tahun 2015.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement