Rabu 08 May 2024 19:37 WIB

Pengamat Nilai Ada Dampak Positif Jika Prabowo Wujudkan Presidential Club

Presidential club memiliki tujuan sebagai ajang silaturahmi.

Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto memberikan sambutan saat menghadiri acara Halal bihalal di Gedung PBNU, Jakarta, Ahad (28/4/2024). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar halal bihalal bersama Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Acara tersebut juga turut dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia maju dan duta besar negara sahabat.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto memberikan sambutan saat menghadiri acara Halal bihalal di Gedung PBNU, Jakarta, Ahad (28/4/2024). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar halal bihalal bersama Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Acara tersebut juga turut dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia maju dan duta besar negara sahabat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wacana presidential club yang digagas presiden terpilih pada Pilpres 2024, Prabowo Subianto merupakan langkah terobosan dari proses rekonsiliasi kerakyatan dan kebangsaan. 

Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos menyebut Prabowo memahami soal negara bisa maju jika para elite dan tokohnya hidup rukun dan bersatu.

Baca Juga

"Jika itu terwujud maka Prabowo adalah presiden satu-satunya yang bisa menyatukan empat presiden sekaligus untuk duduk semeja mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," ujar Subrian, Rabu, (8/5/2024). 

Dikatakan Subrian, ide pembentukan presidential club memiliki tujuan sebagai ajang silaturahmi dan diskusi bersama para mantan presiden Indonesia dalam membahas strategi kebangsaan. 

Dengan gagasan Prabowo soal presidential club nantinya para mantan presiden bisa saling berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta pemikiran masing-masing dalam menangani berbagai persoalan di Tanah Air.

Jika terwujud, lanjut Subrian, Prabowo bakal menjadi teladan bagi rakyat tentang pentingnya persatuan. Prabowo, kata dia, memberi contoh untuk saling gotong-royong bersama rakyat menyongsong era baru visi Indonesia maju 2045.

"Tantangan Prabowo sebagai presiden ke-8 RI semakin sulit dan kompleks, apalagi menghadapi mapping politik global yang penuh dengan ketidakpastian, sebabnya sangat penting mendudukkan para mantan presiden," ungkap dia. 

Di beberapa negara, konsep tersebut sudah diterapkan. Namun, presidential club yang dicetuskan Ketum Gerindra ini diprediksi sebagai upaya Prabowo mempertemukan Megawati, SBY, dan Jokowi. 

Lebih jauh, Subrian berharap, dengan dukungan para tokoh bangsa, termasuk para mantan presiden akan memberikan energi tambahan bagi Prabowo mewujudkan agenda pembangunan di masa pemerintahannya. Terutama soal kebijakan Indonesia dalam menghadapi geopolitik internasional. 

"Kebijakan Indonesia tidak ke Barat dan tidak ke Timur, tetapi jelas dalam komitmen menghapuskan penjajahan di atas dunia, dan mewujudkan perdamaian dunia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement