Selasa 12 Mar 2024 18:20 WIB

Saran Pengamat untuk Pihak yang Kalah Usai Prabowo-Gibran Sah Menang di Jateng dan Jakarta

Jateng dan DKI Jakarta selama ini diyakini bukan basis suara Prabowo-Gibran.

Pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka bertemu di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan.
Foto:

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengajak warga masyarakat untuk melihat secara objektif terkait keunggulan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah dan DKI Jakarta, yang telah disahkan oleh KPU RI dalam rekapitulasi tingkat nasional. Dia menilai keunggulan tersebut merupakan hasil dari kinerja tim sukses pasangan itu yang menginginkan untuk merebut suara dari daerah yang menjadi basis lawan-lawannya.

"Karena kita tahu di Jawa Tengah ini banyak tokoh-tokoh yang mendukung Prabowo-Gibran, di DKI juga kelihatannya tim suksesnya habis-habisan untuk bisa memenangkan DKI, seperti itu," kata Ujang saat dihubungi di Jakarta, Selasa. 

Ujang pun mengatakan, bahwa keunggulan Prabowo-Gibran di dua daerah tersebut telah diprediksi sebelumnya. Selain dua daerah tersebut, dia memprediksi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu unggul di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.

Dalam politik elektoral, menurutnya basis-basis lawan kerap menjadi target untuk ditaklukkan demi memenangkan pemilu, sehingga keunggulan pasangan tersebut di Jawa Tengah dan DKI Jakarta merupakan hal yang wajar.

"Sejatinya kemenangan atau kekalahan di pilpres itu menjadi sesuatu yang biasa, ada kalah dan ada menang, yang menang jangan sombong, yang kalah tidak usah sakit hati," katanya.

Walaupun begitu, dia mengatakan masyarakat pun tetap bisa berpartisipasi apabila menemukan dugaan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu, dengan cara melaporkan ke saluran yang telah disediakan. "Saluran itu, yakni Bawaslu dam Mahkamah Konstitusi (MK). Apapun dugaan kecurangan, ya tinggal laporkan saja, ke Bawaslu dan ke MK, jadi semuanya ada kanal demokrasi dan salurannya," kata dia.

photo
Anomali Teori Efek Ekor Jas PDIP di Bali - (Infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement