Senin 11 Mar 2024 13:19 WIB

Kriminolog Soroti Fenomena Bunuh Diri Satu Keluarga Terjadi di Kalangan Kelas Menengah

Empat orang dalam satu keluarga melakukan bunuh diri di sebuah apartemen di Jakut.

Warga berdoa di sekitar TKP sekeluarga bunuh diri, Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (10/3/2024).
Foto:

Sebelumnya, aparat kepolisian mengungkapkan empat korban bunuh diri melompat dari Apartemen Teluk Intan dalam kondisi tangan terikat ketika jatuh secara bersamaan. Para korban terakhir menempati salah satu unit di apartemen tersebut sekitar dua tahun lalu sebelum akhirnya kembali kemarin.

"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA (50 tahun) dan JL (15) terikat tangannya dengan tali yang sama. AEL (52) terikat tali yang sama dengan JWA (13), ikatan tali tersebut mengikat," ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu.

Salah seorang tetangga korban menduga aksi bunuh diri itu didasari faktor ekonomi. Pasalnya, korban disebut sering hendak meminjam uang. Bahkan, sejumlah orang pernah mendatangi rumah korban diduga untuk menagih utang.

"Kelihatannya dia kayaknya ada desakan itu (ekonomi)," kata tetangga korban yang enggan disebut namanya. 

Korban disebut sempat hendak meminjam uang sekitar Rp 20 juta untuk modal usaha. Namun, tetangganya itu tak bisa meminjamkan uang karena uang yang hendak dipinjam itu terlalu besar.

Menurut dia, korban sudah lebih dari setahun terakhir tak menghuni unitnya di Apartemen Teluk Intan. Korban disebut sudah pindah ke Solo. Ia tak tahu pasti penyebab kepindahan korban, tapi diduga karena motif ekonomi. 

"Dulu itu kayaknya orang berada. Anaknya sekolah di tempat-tempat bergengsi," kata dia.

 

Berdasarkan pantauan Republika, empat orang itu melompat dari lantai teratas Apartemen Teluk Intan, yaitu lantai 22. Lantai teratas itu tak bisa dijangkau menggunakan lift. Penghuni atau pengunjung harus naik melalui tangga darurat untuk mencapai lantai teratas itu.

Diketahui, di lantai teratas itu juga terdapat klenteng, tempat beribadah umat Khonghucu. Klenteng itu terdapat di sebelah kiri dari arah tangga darurat. Adapun keempat korban diduga melompat dari halaman klenteng, yang berada di sebelah kanan dari arah tangga darurat.

Berdasarkan keterangan penjaga klenteng itu, salah satu korban sempat sembahyang di klenteng itu sebelum melakukan aksi bunuh diri. Seorang itu diduga adalah ibu di keluarga itu.

Penjaga klenteng itu mengaku sedang menonton televisi ketika perempuan itu datang untuk sembahyang. Penjaga itu sempat menawarkan hio kepada perempuan tersebut. 

"Sembahyang yang perempuan satu," kata dia, Ahad.

Menurut penjaga klenteng itu, korban sembahyang tanpa menggunakan hio. Korban hanya sembahyang menggunakan tangan.

Ia mengatakan, tiga orang lainnya masih menunggu di dekat tangga. Hanya satu orang perempuan yang sempat sembahyang di klenteng.

Setelah itu, anak perempuan sempat menaruh uang sebesar Rp 50 ribu. Setelah itu, ia tak tahu perginya keluarga tersebut. Namun, tas bawaan keluarga itu masih tertinggal di kursi kayu dekat tangga darurat.

"Tidak lama (sembahyangnya). Saya tidak tahu habis sembayang ke mana," kata penjaga klenteng tersebut.

photo
Meningkatnya Kekerasan Terhadap Anak - (Republika)

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement