Sabtu 20 Jan 2024 08:48 WIB

Di Harlah Muslimat NU, Jokowi: Kita Kucurkan Bansos dan Subsidi Rp 443 Triliun pada 2023

Subsidi dan bansos yang diberikan dimulai dari Kartu Sehat hingga KIP.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) saat menggelar peringatan hari lahir (harlah) ke-78 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat pada Sabtu (20/1/2024). Kegiatan ini dihadiri 150 ribu Muslimat NU dari dalam dan luar negeri serta warga NU, ANSOR, Fatayat NU, PERGUNU, dan elemen Banom, lajnah dan lembaga NU lainnya.
Foto: Republika/ Dessy Suciati Saputri
Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) saat menggelar peringatan hari lahir (harlah) ke-78 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat pada Sabtu (20/1/2024). Kegiatan ini dihadiri 150 ribu Muslimat NU dari dalam dan luar negeri serta warga NU, ANSOR, Fatayat NU, PERGUNU, dan elemen Banom, lajnah dan lembaga NU lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, selama 2023, pemerintah telah menggelontorkan anggaran untuk subsidi dan bansos sebesar Rp 443 triliun. Subsidi dan bansos yang diberikan tersebut di antaranya Kartu Sehat Indonesia, BPJS Kesehatan, Kartu Indonesia Pintar, PKH, kartu sembako dll.

Hal ini disampaikan Jokowi pada Acara Dzikir, Doa, dan Sholawat Hari Lahir ke-101 Tahun Nahdlatul Ulama dan Hari Lahir ke-78 Tahun Muslimat Nahdlatul Ulama, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Baca Juga

"Pemerintah di tengah keterbatasan terus berupaya hadir untuk masyarakat. Misalnya ini tahun 2023, subsidi dan bansos yang telah kita gelontorkan itu sebesar Rp 443 triliun, gede sekali," kata Jokowi dalam sambutannya.

Namun, kata dia, memang tidak semua masyarakat menerima bantuan pemerintah. Jokowi menyebutkan, hanya sebanyak 9,9 juta keluarga menerima manfaat dari program PKH.

Jokowi mengatakan, momentum ini harus terus ditingkatkan untuk bisa mencapai cita-cita Indonesia emas 2045.

Dalam kesempatan ini, Jokowi menyampaikan apresiasinya kepada Muslimat NU yang terus menjaga NKRI dan merawat Pancasila, serta persatuan dan kerukunan. Ia mengatakan, Indonesia patut bersyukur karena bisa melewati berbagai tantangan global dan juga tantangan dalam negeri, seperti pandemi Covid-19, krisis kesehatan, krisis ekonomi, dll.

Hingga saat ini, lanjutnya, ada 96 negara yang masih belum bisa mengatasi masalah ekonomi. Bahkan negara-negara tersebut menjadi pasien IMF karena keterpurukan kondisi ekonominya.

"Kita sekali lagi patut bersyukur dan bahkan kita termasuk 5 terbaik dunia untuk urusan ekonomi, patut kita syukuri. Semua ini berkat peran seluruh komponen bangsa termasuk ibu dan bapak-bapak sekalian," ujar Jokowi.

N Dessy Suciati Saputri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement