Kamis 04 Jan 2024 14:16 WIB

Alasan Megawati Masih Yakin Ganjar-Mahfud Menang Pilpres, Meski Kalah Angka Elektabilitas

Elektabilitas Ganjar-Mahfud saat ini tertinggal dari Prabowo-Gibran.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri bersama tiga partai politik pengusung Ganjar Pranowo resmi mendeklarasikan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres), di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Foto:

Sebelumnya, Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid menghormati hasil survei yang dikeluarkan oleh Indikator Politik Indonesia dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dalam waktu berdekatan. Namun, pihaknya memiliki hasil survei internal yang berbeda.

Arsjad menjelaskan,  survei di internal TPN Ganjar-Mahfud menggunakan metode triangulasi dengan melihat hasil survei, forum group discussion (FGD), dan analisis media. Hasilnya, pasangan calon nomor urut tiga itu berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebsat 37 persen.

"Kita di peringkat kedua dengan 37 persen. Sementara paslon lainnya di tingkat 41 (Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka) dan 21 (Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar)," ujar Arsjad dalam acara "45 Hari Menuju Kemenangan Ganjar-Mahfud, di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (30/12/2023) malam.

Ia mengeklaim, survei di internalnya lebih akurat dengan menggunakan metode triangulasi tersebut. Meskipun ia tetap mengingatkan seluruh elemen pendukung Ganjar-Mahfud untuk bekerja lebih keras dan efektif.

Salah satunya adalah menargetkan masyarakat yang belum menentukan pilihannya atau undecided voters. Sebab, perebutan suara masih sangatlah dinamis jelang pencoblosan pada 14 Februari 2024.

"Perubahan bisa terjadi dengan cepat. Mereka-mereka yang belum tersentuh harus segera kita sentuh, sentuh hatinya, kita isi pikirannya dengan siapa Ganjar-Mahfud apa gagasannya, dan bagaimana track record-nya," ujar Arsjad.

"Pada akhirnya, tujuan pertempuran ini adalah kemenangan rakyat, rakyat harus menang," sambung ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) non-aktif itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement