REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani menyebut capres nomor urut 1, Anies Baswedan sengaja mengeksploitasi kematian remaja bernama Harun Al Rasyid demi meraih simpati publik. Anies diketahui menghadirkan orang tua Harun saat debat capres dan menarasikan bahwa remaja itu tewas karena mendukung Prabowo pada Pilpres 2019.
Muzani mengatakan, orang tua Harun sebenarnya sudah memberikan penjelasan tak lama usai anaknya meninggal dunia. Orang tuanya mengatakan bahwa Harun meninggal saat berusia 15 tahun.
Orang tuanya, kata dia, juga menjelaskan bahwa Harun meninggal karena pergi menonton kerusuhan mempersoalkan hasil Pilpres 2019 di Slipi, Jakarta Barat. Harus diketahui tewas karena ditembak orang tak dikenal.
"Jadi, dia (Harun) bukan pemilih, dia bukan pendukung (Prabowo), simpatisan juga bukan, tapi dia usia anak-anak yang ikut menjadi korban," kata Muzani kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Karena itu, Anies sengaja mengeksploitasi kematian Harun hanya untuk menyudutkan Prabowo demi meraup keuntungan politik. Sebab, Anies tak hanya mengaitkan kematian Harun kepada Prabowo, tapi juga menarasikan bahwa kasus Harus tidak ada kejelasannya.
"Jadi saya kira Mas Anies mengeksploitasi suasana itu untuk menggunakan simpati atau untuk menarik simpati seolah-olah ada pembiaran, tapi dia lupa dengan fakta dan data yang ada di lapangan. Tolong dicek apa yang dikatakan orang tuanya, di sosial media masih banyak," kata Sekjen Partai Gerindra itu.
Ketika ditanya bagaimana fakta sesungguhnya terkait proses hukum atas kematian Harun, Muzani mengaku tak tahu persis karena dirinya tidak mengurusi bidang hukum. Dia hanya memastikan bahwa tim pemenangan Prabowo pada Pilpres 2019 sudah mengurus semua persoalan hukum yang muncul.
"Semua proses hukum kita hadapi, kita proses dengan baik," ucapnya.
Dalam debat capres perdana di Kantor KPU RI, Selasa (12/12/2023) malam, Anies mengkritik praktik diskriminasi hukum di Indonesia. Dia menjadikan kasus kematian Harun sebagai contoh. Untuk memberikan penekanan, Anies menghadirkan langsung orang tua Harus di lokasi debat.
"Dan tidak kalah penting hadir bersama saya di sini ayahnya Harus Al Rasyid. Harun adalah anak yang meninggal, pendukung Pak Prabowo di Pilpres 2019 yang menuntut keadilan pada saat itu, protes hasil pemilu. Apa yang terjadi? Dia tewas, sampai dengan hari ini tidak ada kejelasan," ungkap Anies.