REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni, menilai maraknya kasus pembunuhan, termasuk di dalam keluarga disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Erianjoni, pada zaman kemajuan teknologi dan informasi, orang jadi ingin lebih cepat untuk mendapatkan yang ia inginkan.
Padahal, kondisi ekonominya tidak atau belum memungkinkan. Dengan begitu, masalah ekonomi itu berlanjut menjadi tekanan sosial dan akhirnya berubah lagi menjadi persoalan mental.
“Saya rasa persoalan keluarga itu berawal dari masalah ekonomi. Tekan ekonomi terjadi karena adanya tekanan sosial. Dan ketika sudah jadi tekanan mental, orang akan kalap dan tidak lagi berfikir sesuai logika sampai tega membunuh anggota keluarga,” kata Erianjoni, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12/2023).
Rekomendasi
-
Yonex-Sunrise Doubles Special 2025: Joseph/Syafiqa Tembus Final Usai Duel Sengit
-
-
Sabtu , 13 Sep 2025, 00:30 WIB
Puas Laga Pembuka Pegadaian Championship Pakai VAR, Erick Thohir: Saya akan Lebih Banyak Nonton
-
Sabtu , 13 Sep 2025, 00:30 WIB
Sherina Munaf Serahkan Lima Kucing Milik Uya Kuya Pekan Depan
-
Sabtu , 13 Sep 2025, 00:15 WIB
Uya Kuya dan Sherina Munaf Selesaikan Polemik Kucing Secara Kekeluargaan
-
Sabtu , 13 Sep 2025, 00:00 WIB
KSAL Resmikan Film 'The Hostage’s Hero' di KRI Dewaruci
-