Rabu 08 Nov 2023 21:41 WIB

Pengamat Sebut Ganjar-Mahfud Sesuai Konstitusi Sikapi Konflik Israel-Palestina

Kata Mahfud, RI tak buka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka.

Rep: Erik PP/Antara / Red: Erik Purnama Putra
Capres Ganjar Pranowo salam komando dengan cawapres Mahfud MD di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2023).
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Capres Ganjar Pranowo salam komando dengan cawapres Mahfud MD di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Fernando Emas menilai, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sangat bijak dalam menyikapi konflik antara Israel dan Hamas yang menyebabkan ribuan warga Palestina meninggal. Fernando menganggap, sikap keduanya sejalan dengan amanat konstitusi dan patut diapresiasi. 

"Ganjar dan Mahfud yang berkomitmen akan menegakkan konstitusi bukan saja hanya di dalam negeri, tetapi juga harus memiliki sikap tegas untuk penegakan konstitusi di tingkat dunia," kata Fernando kepada wartawan di Jakarta dikutip Rabu (8/11/2023)

Pada Maret 2023, Ganjar dan PDIP sempat diterpa sentimen negatif lantaran menolak kehadiran timnas Israel dalam gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ketika itu, FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. 

"Sikap PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo selaku gubernur Jawa Tengah pada saat itu yang menolak Tim Israel pada Piala Dunia U-20 mendapat respons negatif pada saat itu karena terkait aktivitas olahraga," ujar Fernando. 

Ganjar sempat irit bicara soal konflik Israel dan Hamas. Belakangan, baik Ganjar maupun Mahfud beberapa kali menyampaikan sikap terkait Palestina. Dalam acara 'Pidato Capres Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri' yang digelar CSIS di Jakarta Pusat, misalnya, Ganjar sempat menyatakan Indonesia harus bijak dalam membantu penyelesaian konflik tersebut. 

Sesuai dengan amanat konstitusi untuk menciptakan perdamaian dunia, Ganjar menyebut, Indonesia harus mengambil inisiatif menyudahi perang antara Israel dan Hamas. "Sehingga ini bisa selesai dan penyelesaiannya harus melibatkan negara lain, tidak bisa sendiri," ujar Ganjar.

Adapun Mahfud menegaskan, pemerintah Indonesia tak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka. Dalam posisi sebagai Menko Polhukam, Mahfud mengatakan Indonesia mengutuk konflik yang menewaskan ribuan orang itu. 

Fernando mengingatkan agar Ganjar-Mahfud dan tim kampanye berhati-hati mengomunikasikan konflik Israel dan Hamas. Pasalnya, pernyataan terkait konflik itu potensial dipersepsikan salah oleh publik. Terlebih, ada sebagian masyarakat yang melihat perang Israel dan Hamas berlatar agama. 

"Agar jangan kembali mendapatkan respon negatif dari para pendukungnya. Tim Ganjar dan Mahfud harus memanfaatkan momen sekarang ini untuk menjelaskan bahwa mereka bukan anti terhadap Israel dan bukan karena persoalan agama tetapi karena penegakan konstitusi secara adil di tingkat dunia," kata Fernando. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement