REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat mengeruk 17 saluran air berupa kali atau sungai dan saluran penghubung (PHB) di delapan kecamatan untuk mengantisipasi banjir.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat Purwanti Suryandari mengatakan pengerukan tersebut dilakukan secara berkelanjutan dan tidak serentak pada 17 saluran air.
"Ya kita lakukan secara terus-menerus. Jadi enggak serentak semua lokasi," kata Purwanti, rabu (8/11/2023).
Karena itu, ia belum dapat memastikan selesainya pengerukan 17 saluran tersebut. "Kita sih targetnya awal tahun (Januari) sudah bisa kelar," kata dia.
Untuk melakukan pengerukan tersebut, ia mengerahkan 25 alat berat atau ekskavator. "Kita kan punya 44 ekskavator ya. Nah satunya itu ditempatkan di Pantai Ancol untuk perapihan di sana," katanya.
Sebanyak 25 ekskavator dikerahkan ke 17 saluran itu dan sisanya (19 ekskavator) dipekerjakan di saluran got (u-ditch). "Beberapa ada Kali Duri Kosambi, Kali Pesanggrahan, PHB Citra Extinction 2, PHB Peternakan 2, Kali Semongol, PHB Wali Kota, PHB Rawa Buaya, PHB Srengseng dan beberapa saluran lainnya," katanya.
Secara terpisah, salah satu warga di sekitar Kali Pesanggrahan, Sariah (50 tahun) mengatakan, pengerukan Kali tersebut yang sudah berjalan sekitar tiga bulan memiliki dampak bagi pengurangan banjir di wilayahnya.
"Kemarin Sabtu (4/11/2023) kan air naik juga. Kalau musim hujan di sini hampir tiap hari banjir," katanya.
"Kemarin itu Sabtu, malam Ahad, naik lagi airnya sampai ke tanah urukan itu (sisi tanah sebelah dalam turap kali). Makanya itu mobil (ekskavator pengeruk) diangkat ke atas," kata Sariah saat ditemui di lokasi.
Sariah mengaku, sebelum Kali Pesanggrahan dikeruk, banjir selalu terjadi dan menggenangi komplek perumahan di sisi timur Kali Pesanggrahan atau sisi selatan Jalan Perjuangan.
"Di situ, di komplek yang depan (dekat Jalan Perjuangan) iya suka kena banjir. Itu pas sebelum didalemin (dikeruk)," katanya.
Kalau di sini belum pernah (sebelah barat Kali Pesanggrahan). "Soalnya kalau di Bogor hujan di sini ga hujan, tetap langsung ke wilayah sini (genangan air). Kadang kalau lagi terang gini, banjir datang, itu berarti hujan di Bogor," kata Sariah
Sariah menuturkan, sebelum pengerukan komplek tersebut selalu digenangi air. "Tinggi, itu di komplek Perjuangan yang di depan itu sampai ke teras-teras ketutup (banjir). Kalau di sini enggak pernah," kata Sariah.
Bahkan, kata Sariah, ketika ada hajatan saat terjadi banjir, warga pernah diantar menggunakan perahu dari jalan raya menuju komplek perumahan. Dia berharap dengan selesainya pengerukan, di waktu yang akan datang, banjir tidak akan terjadi kembali. "Harapannya ya kalau udah abis pengerukan, enggak bakal banjir lagi," kata dia.