Senin 30 Oct 2023 11:54 WIB

Petugas Imigrasi Jatuh dari Lantai 19 Apartemen, Polisi Periksa 10 Saksi

Polisi masih mendalami penyebab tewasnya TF yang diketahui terjatuh dari lantai 19.

Petugas imigrasi tewas (Ilustrasi). Polisi memeriksa 10 saksi terkait meninggalnya petugas Imigrasi yang jatuh dari lantai 19 apartemen.
Foto: pixabay
Petugas imigrasi tewas (Ilustrasi). Polisi memeriksa 10 saksi terkait meninggalnya petugas Imigrasi yang jatuh dari lantai 19 apartemen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya memeriksa 10 saksi terkait tewasnya petugas imigrasi berinisial TF (23) pada Jumat (27/10/2023) di Apartemen Metro Garden, Parung Jaya, Karang Tengah, Tangerang. Namun polisi tidak menjelaskan identitas saksi yang diperiksa tersebut dan hanya mengatakan bahwa mereka mengetahui peristiwa tewasnya TF. 

"Ada 10 saksi kami periksa," kata Kasubdit 4 Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Samian saat dikonfirmasi Senin (30/10/2023).

Baca Juga

Samian juga mengaku masih mendalami soal penyebab tewasnya TF yang diketahui terjatuh dari lantai 19 di apartemen tersebut. Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap warga negara asing (WNA) berasal dari Korea Selatan berinisial KH yang berada di TKP tempat tewasnya seorang petugas imigrasi berinisial TF di kawasan Tangerang, Banten pada Jumat dini hari.

"Jadi terduga pelaku sudah kita amankan, sekarang sedang dalam penyelidikan apakah terkait dengan pembunuhan (homicide) atau bunuh diri atau kecelakaan dan sebagainya, " kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi saat dikonfirmasi, Jumat (27/10/2023).

Hengki juga telah mengerahkan tim kolaborasi interprofesi ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) yakni dari laboratorium forensik (labfor), kedokteran forensik, dan dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) untuk melakukan penyelidikan atas kasus ini. Hengki juga menambahkan sebelum mengamankan WNA tersebut, yang bersangkutan sempat mengancam pihak keamanan setempat.

"Sempat mengancam satpam dan sebagainya dengan senjata tajam, " katanya.

Setelah itu WNA tersebut kemudian mengurung diri di kamar apartemen sehingga Hengki mendatangkan tim negosiator dan tim Gegana untuk mengetahui apakah ada senjata di dalamnya. "Nah kemudian kami datangkan juga dari gegana dan tim tindak. Ternyata melalui negosiasi yang bersangkutan mau menyerahkan diri didampingi pihak Kedutaan Korea Selatan," kata Hengki.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement