REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Dia menjelaskan, hal itu merupakan hak keduanya untuk mengikuti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Apalagi keduanya sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Ditambah dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan seseorang dengan pengalaman sebagai kepala daerah boleh maju sebagai peserta Pilpres 2024.
"Artinya semua orang yang kemudian pernah menjadi kepala daerah atau sejak menjabat sebagai kepala daerah, kalau memang ada kesempatan, mempunyai hak untuk maju kontestasi dan didukung oleh satu partai politik atau gabungan parpol ya memang sudah bisa maju," ujar Puan di Kantor Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat Rabu (25/10/2023).
Ketua DPR tersebut mengungkapkan, Gibran sudah berpamitan dengannya untuk menjadi bakal cawapres dari Prabowo. Puan juga tak mengiyakan adanya pemecatan atau surat pengunduran diri Gibran dari PDIP.
Artinya, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut masihlah merupakan kader dari PDIP. Puan hanya menjawab diplomatis ketika ditanya apakah Gibran sudah diputuskan keluar dari partai berlambang kepala banteng itu.
"Mancing-mancing aja. Udah sebagai cawapres Mas Prabowo kan?" kata Puan ketika ditanya apakah status Gibran sudah dinyatakan keluar dari PDIP.
"Nggak ada pengunduran diri dan kami juga melihat bahwa hanya kata selamat yang bisa saya sampaikan kepada Mas Gibran, udah gitu aja," sambung Ketua DPR itu.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Maman Abdurahman mengaku tak mempermasalahkan status Gibran yang merupakan kader PDIP. Ia pun membandingkannya dengan Muhammad Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.
Saat itu, Jusuf Kalla menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2014. Padahal, ia merupakan kader Partai Golkar yang saat itu memutuskan untuk mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Partai Golkar tidak mendukung Pak Jusuf Kalla, ya bagi saya ini adalah sebuah konsekuensi politik di dalam sistem terbuka seperti sekarang. Jadi, saya pikir ini bukan hal aneh lagi, tapi hal yang lumrah dalam dinamika politik di negara kita," ujar Maman di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa (24/10/2023).