REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Kamis (27/11/2025), dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional, membantah laporan yang menyebutkan bahwa Teheran meminta pertolongan Riyadh untuk memfasilitasi perundingan dengan Washington. Dilaporkan sebelumnya, Pangeran Saudi Mohammad Bin Salman (MBS) sempat dihubungi oleh Presiden Iran Masoud Pezeshkian sebelum MBS menemui Presiden AS Donald Trump di Washington.
"Mereka mengarang rumor yang mengklaim bahwa Iran mengirim sebuah pesan ke Amerika Serikat lewat suatu negara. Itu murni kebohongan. Tidak ada hal seperti itu pernah terjadi," kata Khamenei lewat pidatonya dikutip Iran International.
"Pemerintahan seperti itu (Amerika) tentu bukan pemerintah yang Republik Islam inginkan untuk bekerja sama dan berhubungan dengannya," kata Khamenei menegaskan.
Sebelumnya, kantor berita pemerintah Saudi, SPA, melaporkan Pangeran MBS menerima surat dari Presiden Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelum kunjungan penguasa de facto Saudi tersebut ke AS beberapa waktu lalu. Kantor berita pemerintah tersebut tidak menjelaskan isi surat tersebut atau apakah surat tersebut terkait dengan kunjungan ke AS.
Surat itu, menurut SPA, menunjukkan hubungan kedua negara yang intens berkomunikasi. Surat dari Iran juga bukanlah pertama kali. Pada 2023, pemerintah Iran mengirim surat ditujukan kepada Raja Saudi Salman dan Pangeran MBS terkait kerja sama kedua negara.
Tidak menutup kemungkinan surat itu juga terkait dengan kunjungan Pangeran MBS ke AS. Selama ini Iran terus mendapatkan tekanan dari Paman Sam, dari mulai sanksi ekonomi hingga persoalan nuklir.
View this post on Instagram