Senin 20 Oct 2025 19:34 WIB

Nuklir Iran, Khamenei Tantang Amerika: Siapa Kalian Mengatur Kami?

Khamenei menegaskan komitmen Iran melanjutkan pengembangan teknologi nuklir.

Seorang pengunjuk rasa memegang poster Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Seorang pengunjuk rasa memegang poster Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, program nuklir negaranya adalah harga mati yang tidak boleh diatur oleh Amerika Serikat.

Dengan tegas ia menampar klaim Presiden AS Donald Trump yang berkhayal ingin "menghancurkan" fasilitas nuklir Iran. Secara teknis, fasilitas nuklir Iran terus menunjukkan perkembangan yang signifikan meski dihimpit oleh rangkaian sanksi internasional yang ketat.

Baca Juga

Fasilitas utamanya, seperti di Natanz dan Fordow, telah diperkuat dengan teknologi pengayaan uranium mutakhir, termasuk penggunaan centrifuge generasi terbaru (IR-6 dan IR-9) yang jauh lebih efisien.

Kemampuan ini ditunjukkan melalui peningkatan persentase pengayaan uranium, di mana Iran telah berhasil mengolah uranium hingga kadar 60%—hanya selangkah lagi menuju tingkat kemurnian untuk keperluan senjata.

Selain itu, Iran juga membangun fasilitas bawah tanah untuk mengantisipasi serangan militer, menunjukkan kesiapan mereka untuk terus melanjutkan program nuklirnya di tengah berbagai tekanan.

Namun, di balik kemajuan teknis tersebut, kondisi fasilitas nuklir Iran tidak lepas dari tantangan operasional yang kompleks. Sanksi yang berkelanjutan membatasi akses Iran terhadap komponen dan peralatan khusus, memaksa mereka mengandalkan kemampuan industri dalam negeri yang meskipun semakin matang, tetap menghadapi kendala dalam hal kualitas dan keberlanjutan.

Insiden seperti sabotase dan serangan siber—yang diduga dilancarkan oleh pihak asing—turut mewarnai kerentanan fasilitas nuklir Iran. Meski demikian, kemandirian teknologi dan kemampuan adaptasi Iran membuat program nuklirnya tetap bertahan, bahkan terus berkembang, sebagai simbol kedaulatan dan ketahanan nasional di tengah tekanan geopolitik yang tidak mereda.

"Teruslah bermimpi. Siapa kalian sampai bisa menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan suatu bangsa hanya karena memiliki industri nuklir?" kata Khamenei dalam pidato berapi-apinya, sebagaimana diberitakan Kantor Berita Irna pada Senin (20/10/2025).

Penerus Pemimpin Besar Revolusi Iran Ayatullah Ruhullah Khomeini ini menegaskan bahwa intervensi Washington adalah tindakan tidak pantas, keliru, dan murni intimidasi yang ditolak mentah-mentah oleh Republik Islam. Menurutnya, Iran berhak menentukan jalannya sendiri, terutama yang mengarah kepada peningkatkan kualitas hidup negaranya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement