REPUBLIKA.CO.ID, MAROS -- PT Pos Indonesia (Persero) melanjutkan penyaluran bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar). Kali ini distribusi dilakukan ke Dusun Rammang-rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Penyaluran bansos sembako dan PKH di Dusun Rammang-rammang menjadi salah satu bukti komitmen Pos Indonesia dalam menjangkau serta melayani masyarakat hingga ke wilayah 3T, terutama dalam hal layanan fund distribution. Dalam penyaluran bantuan tersebut Pos Indonesia menerapkan metode door to door (mengantarkan langsung ke rumah penerima).
"Saat ini, kami sedang berada di wilayah Rammang-rammang, di mana wilayah Rammang-rammang ini masuk wilayah Kabupaten Maros. Pada saat ini, kami langsung melakukan pendistribusian bantuan sosial sembako ke rumah keluarga penerima manfaat," kata Executive Vice President Regional VI PT Pos Indonesia (Persero), Ronald Siahaan dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (19/10/2023).
Ronald tak memungkiri, sejumlah tantangan dihadapi oleh petugas juru bayar saat melakukan penyaluran bansos sembako dan PKH di Rammang-rammang. Untuk mencapai daerah yang dikenal dengan karst ini, pihak Pos Indoneisa harus melewati rawa dengan kondisi sungai yang cukup sulit.
Ronald menyebutkan, tantangan tersebut bisa diatasi berkat semangat dan kerja sama tim, sehingga bantuan bisa tersalurkan dengan baik ke masyarakat.
Pihanya harus menghadapi kondisi alam yang harus melalui sungai dan pada saat kondisi sungai sedang pasang, maka akan terkendala untuk menuju lokasi atau tempat tinggal KPM (Keluarga Penerima Manfaat).
Tetapi, ketika kondisi air sungai juga surut ini juga menjadi kendala, karena kapal yang akan membawa kita ke domisili KPM tersebut tidak bisa melintas, sehingga kondisi alam tersebut sangat mengganggu kita untuk melakukan pendistribusian. "Namun, alhamdulillah, semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar," lanjutnya.
Saat membagikan bantuan, Pos Indonesia menggunakan aplikasi Pos Giro Cash untuk melakukan validasi dan mengumpulkan data KPM. Menariknya, aplikasi tersebut dilengkapi dengan teknologi mode offline.
Mode offline disediakan untuk mengantisipasi kendala sinyal saat melakukan pengumpulan data di rumah KPM. Khususnya lokasi-lokasi yang masuk kategori daerah 3T seperti Dusun Rammang-rammang.
"Di aplikasi kita sudah dipersiapkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi tersebut. Di mana pada saat kita masuk di daerah-daerah offline tersebut, memang nanti kita akan melakukan pendokumentasian secara offline seluruhnya. Kemudian, ketika nanti kita masuk di wilayah yang sudah ada jaringannya, secara otomatis data yang sudah kita record offline di aplikasi tersebut, secara otomatis akan naik ke sistem sehingga bisa dimonitor," tuturnya.
Perjuangan juru bayar kantorpos salurkan bansos
Berjibaku di lapangan dirasakan oleh juru bayar Kantorpos KCM Maros, Fajriah Mas'ud, saat melakukan penyaluran bansos di Dusun Rammang-rammang. Ia bercerita harus naik perahu dan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menuju wilayah tersebut.
"Kalau dari kantor, kami naik transportasi darat dulu sekitar 15-20 menit. Setelah itu, kami menyeberang naik perahu dan perjalanannya sekitar setengah jam," kata Fajriah.
Selain itu, kondisi laut yang tak menentu juga harus dihadapinya ketika hendak melakukan perjalanan menyeberang ke wilayah tersebut. Walau begitu, hal itu tak menyurutkan semangat Fajriah menjalankan tugasnya.
Bahkan, Fajriah sudah menghadapi situasi tersebut selama dua tahun menjalankan amanah menjadi juru bayar Kantorpos. Ia juga bangga menjalankan tugas karena bisa bermanfaat untuk warga.
"Senang dan bangga juga jadi insan PT Pos Indonesia, bisa bantu warga juga, bisa kenalan juga dengan teman-teman, banyak teman juga. Jadi kalau ada apa-apa saya bisa berkomunikasi dengan teman-teman," tutur Fajriah.
Lebih lanjut Fajriah menjelaskan, dalam sehari mampu menyalurkan bantuan kepada 10 hingga 20 KPM. Setiap KPM akan diminta menunjukkan surat undangan dan identitas diri sebelum menerima bantuan.
"Kami juga akan mengonfirmasi KPM dengan meminta menunjukkan KTP atau KK. Kemudian, KTP dan KK tersebut kami cocokkan sebelum dimulai pembayaran," tuturnya.
Sementara itu, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Turikale, Nursanti juga menjelaskan peran pemerintah dalam mendukung penyaluran bansos tersebut agar berjalan lancar. Selaku TKSK, Nursanti biasanya melakukan koordinasi dengan PT Pos Indonesia mengenai data-data KPM yang belum menerima bantuan.
"Alur penyaluran yang biasa saya lakukan, koordinasi dengan kepala PT Pos. PT Pos menyampaikan BNBA sekaligus dengan jadwalnya," kata Nursanti.
Kemudian, TKSK memberikan informasi terkait penjadwalan penyaluran bansos metode door to door yang dilakukan Pos Indonesia kepada camat dan lurah. Selanjuntya informasi tersebut disampaikan ke RT/RW. Jika waktu yang tidak terlalu mepet, TKSK juga akan turun menyampaikan ke warga sekaligus membawakan undangan dan juga melakukan geotagging.
Salah satu KPM, Marta merasakan manfaat dari metode penyaluran door to door ini. Ia senang karena bantuan sebesar Rp 600 ribu bisa diantar ke rumahnya.
"Saya senang bantuan ini diantar oleh petugas. Karena dulunya saya harus mesti keluar jauh lagi mengambil bantuan. Kalau sekarang, Alhamdulillah, bantuannya diantar langsung ke rumah oleh petugas. Jadi saya tidak lagi perlu mengeluarkan biaya untuk keluar mengambil bantuan," kata Marta.
Marta mengaku, bantuan ini bermanfaat untuk membeli keperluan sehari-hari. "Uang ini untuk saya gunakan membeli keperluan di dapur, makanan, dan lain-lainnya," tuturnya.
Atas bantuan yang telah diterima secara door to door dan utuh tanpa potongan sepeser pun, Marta mengucapkan terima kasih. "Terima kasih kepada Bapak Presiden, pemerintah, dan Pos Indonesia yang telah mengantarkan bantuannya. Semoga berkah," ucap Marta.