Sabtu 14 Oct 2023 17:24 WIB

Kian Menguat di Bursa Cawapres, Erick Thohir Pilih Fokus Bekerja

Menteri BUMN mengaku seharian belum nonton berita, sumpah enggak bohong.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Foto: dok PSSI
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku belum mengetahui kian menguat namanya sebagai cawapres dari Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo. Erick disebut-sebut sebagai cawapres terkuat untuk mendampingi Ganjar atau Prabowo.

Namanya pun masuk dalam lima besar kandidat cawapres dari Ganjar dan pilihan teratas untuk mendampingi Prabowo. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP telah memutuskan nama cawapres Ganjar dan menunggu momentum yang tepat untuk diumumkan.

Baca Juga

"Saya enggak tahu, saya seharian belum nonton berita, sumpah enggak bohong," ujar Erick usai konferensi pers mengenai Windownesia di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Sabtu (14/10/2023).

Agenda Erick hari ini terbilang cukup padat. Dia mengaku rapat dengan Duta Besar Australia dan Mensesneg sebelum datang ke Sarinah. Setelah dari Sarinah, Erick masih harus menghadiri dua rapat lagi.

"Malam ada janji makan sama keluarga pukul 20.00 WIB. Jadi saya enggak tahu, saya nggak bisa komen yang belum saya lihat," ucap Erick.

Sebelumnya, Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi mengatakan mayoritas pendukung Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo lebih memilih Erick sebagai calon wakil presiden (cawapres) terkuat. Hal ini terlihat dari hasil survei nasional yang digelar Poltracking Indonesia pada 3-9 September 2023.

Arya mengatakan 25,5 persen pemilih Prabowo lebih menginginkan Erick menjadi pendamping Prabowo ketimbang yang lain. Angka ini terpaut cukup jauh dengan Ridwan Kamil di posisi kedua dengan 11,1 persen maupun Sandiaga di peringkat ketiga dengan 10,6 persen.  

"Pemilih Prabowo cenderung kepada Erick Thohir. Kandidat lain suaranya tidak terlalu tinghi," ujar Arya saat memaparkan temuan survei nasional Poltracking Indonesia bertajuk 'Kekuatan Politik Elektoral Menuju Pendaftaran Capres-Cawapres 2024' di Jakarta, Sabtu (7/10/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement