Ahad 24 Sep 2023 18:28 WIB

Pakar: Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Harus Jadi Evaluasi Kelembagaan Polri

Reza mendorong perubahan sistemik guna mencegah kasus kematian anggota Polri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Reza Indragiri Amriel
Foto: Republika/ Wihdan
Reza Indragiri Amriel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mendorong kasus meninggalnya Brigpol Setya Herlambang untuk menjadi masalah Polri secara lembaga. Brigpol Setya tercatat sebagai pengawal pribadi Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Pol Daniel Aditya Jaya. 

Brigpol Setya merupakan Banit 3 Subden 1 Den Gegana Satuan Brimob Polda Kaltara. Reza mendorong kematian Setya memantik evaluasi Polri secara lembaga. Reza tak ingin kasus ini berhenti dengan penyelidikan terhadap kematian Setya. 

Baca Juga

"Saya memandang tidak cukup masalah ini dipandang kasus individual saja. Polri perlu mengangkat kasus-kasus semacam ini sebagai isu lembaga," kata Reza kepada Republika, Ahad (24/9/2023). 

Reza memandang kasus Setya pantas dikaji oleh pucuk pimpinan Korps Bhayangkara. Dengan demikian, kasus ini dapat memicu perubahan di internal Polri agar kasus semacam ini tak terulang. 

"Konsekuensinya, penanganannya harus secara sistemik, bukan berdasarkan asumsi insiden tunggal. Sekian banyak roda organisasi Polri harus digerakkan," ujar Reza. 

Reza juga mendorong perubahan sistemik guna mencegah kasus kematian anggota Polri karena dugaan kelalaian atau "bunuh diri" seperti dialami Setya. Perubahan ini membutuhkan kerja sama lintas divisi di Polri. 

"Konkretnya, kalau sebatas pengungkapan kasus, cukup Reskrim, kedokteran forensik, dan Propam. Tapi secara sistemik, rekomendasi yang sudah berulang-ulang saya sampaikan termasuk ke Posko Presisi Mabes Polri, roda-roda organisasi yang sepatutnya diprioritaskan adalah SDM, Lemdiklat, dan Humas," ucap Reza. 

Dalam kasus Setya, Reza menyoroti pengelolaan kehumasan di Polda Kaltara yang tidak patut. Pernyataan humas di sana, menurut Reza, malah membuat masalah berpotensi beranak-pinak. 

Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Pol Budi Rachmat menegaskan, Brigpol Setya meninggal dunia bukan karena bunuh diri. Dugaan sementara, Budi Setya tertembak saat sedang membersihkan senjata api. 

"Humas yang terlalu terburu-buru berspekulasi justru melipatgandakan skeptisisme publik akan pengungkapan kasus ini secara menyeluruh, objektif, transparan, dan tuntas," ucap Reza. 

Sebelumnya, Brigpol Setya Herlambang, personel Polda Kaltara, ditemukan tewas di sebuah kamar di rumah dinas kapolda Kaltara di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Jumat (22/9/2023), sekitar pukul 13.10 WITA. Dugaan sementara versi polisi, HS lalai saat membersihkan senjata api.

Sementara itu, Daniel Aditya Jaya mengatakan Setya bertugas sebagai pengawal pribadinya dan bukan sebagai ajudan. Tim gabungan dari Dirreskrimum, Propam, dan Dokkes Polda Kaltara masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kematian HS. Jenazah Brigpol Setya dikebumikan di kampung halamannya di Semarang, Jawa Tengah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement