REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberitaan di Tanah Air dihebohkan dengan kabar pengawal Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Brigadir SH wafat tak wajar pada Jumat (22/9/2023). Sebuah proyektil menembus badannya sehingga menewaskan sang personel Polri tersebut.
Tak tinggal diam, Tim reserse terjun ke tempat kejadian perkara untuk menghimpun barang bukti dan keterangan dari para saksi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah Kalimantan Utara Kombes Pol Budi Rachmat mengungkapkan hasil pengamatan rekaman CCTV. Sebelum wafat, Brigadir SH terlihat keluar kamar, kemudian kembali lagi. Hal itu dilakukan beberapa kali. Rekaman itu memperlihatkan aktivitas korban sejak pagi hari hingga menjelang siang.
Dari rekaman CCTV yang terletak di samping rumah jabatan kapolda, menurut Budi, terlihat proyektil peluru keluar dari jendela kamar pada pukul 12.39 lewat 38 detik. Waktu pada jam rekaman CCTV itu memiliki durasi yang berbeda dengan jam riil selama 20 menit.
Di kamar itu, mendiang tinggal seorang diri, tak ada yang menemani. “Kami akan terus mempelajari rekaman ini, tim forensik dan ahli akan meneliti lebih lanjut, nanti akan kami sampaikan perkembangannya," kata Kabid Humas dalam jumpa pers di Tanjung Selor, kemarin.
Selain itu, Penyidik Kepolisian Daerah Kalimantan Utara telah memeriksa 14 orang saksi terkait penyelidikan kasus kematian Brigadir Polisi Setyo Herlambang, pengawal pribadi Kapolda Kaltara Irjen Polisi Daniel Adityajaya, untuk mengungkap kasus tersebut.
"Kami akan terus menyampaikan hasil penyelidikan kepada publik dan ini disupervisi Biro Paminal Bidang Propam Mabes Polri. Kemudian kita juga diasistensi oleh Bareskrim, Pusdokkes, Puslabfor Polri supaya kasus ini cepat terungkap terang benderang-benderang," kata Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Utara
Lihat halaman berikutnya >>>