REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas Indonesia, mendata kualitas udara di beberapa wilayah Indonesia pada Senin (11/9/2023). Di Jabodetabek, Nafas melaporkan wilayah yang terdata dengan kualitas udara berstatus hijau.
"Jarang-jarang liat di Jabodetabek area yang hijau begini. Ada warga Jatibening yang bisa share foto kondisi langitnya gimana?!" kata Nafas Indonesia di akun resmi X @nafasidn dikutip Republika di Jakarta pada Senin.
Pantauan Republika melalui aplikasi Nafas, pada pukul 15.15 wilayah Jati Bening, Kota Bekasi, dan sekitarnya mengalami indeks kualitas udara berwarna hijau. Artinya, udara saat itu baik untuk dihirup dengan polutan PM2.5 di angka 12.
PM2.5 adalah partikel padat polusi udara berukuran kurang dari 2,5 mikrometer atau 36 kali lebih kecil dari diameter sebutir pasir. Ukuran PM2.5 yang sangat kecil membuat partikel polusi ini tidak dapat disaring oleh tubuh.
Indeks kualitas udara dibuat secara mudah dan sederhana untuk memahami kualitas udara yang kita hirup melalui kode warna. Warna hijau menandakan kualitas udara baik dengan polutan PM2.5 di angka 0-12, warna kuning menunjukkan kualitas udara moderat dengan polutan PM2.5 di angka 12.1-35.4.
Sementara, Orange diklasifikasikan kualitas udara yang tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan polutan PM2.5 di angka 35,5-55,4. Sedangkan, warna merah menunjukkan tidak sehat untuk siapa pun dengan polutan PM2.5 di angka 55,5-150,4.
Masuk kepada klasifikasi sangat tidak sehat ditunjukkan oleh warna ungu dengan polutan PM2.5 di angka 150,5-250,4 dan kode warna merah marun menunjukkan kualitas udara beracun dan berbahaya dengan angka lebih dari 250,4.
Warganet pun ramai berkomentar tentang kualitas udara yang jarang terjadi ini dan mengirimkan foto terkini untuk awan dan udara di Jati Bening. "Bukan warga jati bening tapi warga pekayon. Sekitar jam 14.30," kata waragnet di X.