Selasa 15 Aug 2023 16:25 WIB

Ratusan Guru Unjuk Kemampuan di Olimpiade Guru Sains ke-3 se-Indonesia

Olimpiade Guru Sains menjadi sarana menghormati guru sebagai agen perubahan.

Olimpiade Guru Sains ke-3 yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM), telah menginspirasi lebih dari 250 guru dari berbagai penjuru Indonesia unjuk kemampuan.
Foto: Klinik Pendidikan MIPA
Olimpiade Guru Sains ke-3 yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM), telah menginspirasi lebih dari 250 guru dari berbagai penjuru Indonesia unjuk kemampuan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Olimpiade Guru Sains ke-3 yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM), telah menginspirasi lebih dari 250 guru dari berbagai penjuru Indonesia unjuk kemampuan. Event prestise ini berhasil mengumpulkan pahlawan pendidikan yang telah bersaing dan berkolaborasi pada Ahad (13/8/2023) lalu.

Kegiatan Olimpiade Guru Sains (OGS) ini menjadi sarana untuk menghormati para guru sebagai agen perubahan dalam menciptakan guru yang memiliki kompetensi unggul dalam bidang sains. “Tujuan OGS untuk guru karena minimnya event lomba untuk guru, jadi ini kesempatan bagus untuk mewadahi yang senang olimpiade ini dan ini merupakan ketiga kalinya. Selain itu, harapannya, KPM juga berikhtiar dalam mencari guru-guru potensial, karena hasil OGS akan berkesempatan menjadi guru olimpiade,” ungkap Kepala Bagian Lomba, Tri Jumsari dalam keterangannya, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga

"KPM sangat berterima kasih kepada semua peserta OGS ke-3 yang telah memberikan berjuang dalam kompetisi secara daring dan luring. Dukungan dan semangat para guru adalah pilar utama dalam menjadikan pendidikan ilmu pengetahuan di Indonesia semakin bermakna dan berkualitas," kata Tri.

Sebagai penyelenggara yang berdedikasi, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) merasa bangga dan terinspirasi oleh sukses Olimpiade Guru Sains (OGS) ke-3. Sejalan dengan semangat pengembangan pendidikan ilmu pengetahuan alam, Kepala Litbang KPM, Andri Imam Munandar, berbicara mengenai aspek penting dalam penyelenggaraan OGS selain faktor hasil akhir.

“Melalui pemahaman konsep yang tepat, soal-soal OGS kami harapkan dapat melatih konsep-konsep dasar dalam pengajaran sains,” ujar Andri.

Selain itu, Andri menambahkan bahwa fokus utama dalam merancang soal-soal untuk babak penyisihan serta bagaimana KPM memastikan bahwa soal-soal tersebut mencerminkan tantangan sebenarnya dalam pengajaran sains.

“Pada dasarnya soal-soal OGS disusun berdasarkan pendekatan Sains Nalaria Realistik dan Higher Order Thinking Skills serta literasi dan numerasi. Pendekatan kita di OGS adalah bagaimana guru bisa melatih pemahaman mereka terhadap konsep-konsep sains. Hal ini dilakukan agar guru memiliki bekal untuk mengajar dan mampu menyampaikan materi sains dengan konsep yang benar dan mampu mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Andri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement