REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klinik Pendidikan MIPA kembali menggelar Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) ke-19 dan Olimpiade Guru Matematika (OGM) ke-9 di Ecovention Hall, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Ahad (28/4/2024). Acara ini menjadi momentum penting bagi perkembangan pendidikan dan kompetisi matematika di Indonesia.
Acara dibuka dengan penampilan memukau dari Tari Reog Ponorogo, mempersembahkan kebudayaan Jawa Timur, dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan Brigjen TNI Aminudin, yang memberikan semangat kepada para peserta untuk berkompetisi secara sportif, serta sambutan dari Ridwan Hasan Saputra selaku Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM) yang sekaligus membuka acara Babak Final KMNR ke-19 dan OGM ke-9 secara resmi.
Dalam sambutannya, Ridwan menyatakan rasa syukur atas kesuksesan penyelenggaraan acara ini dan berharap kompetisi ini dapat menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus meningkatkan kemampuan matematika mereka.
Babak final KMNR-19 dan OGM-9 juga menjadi wadah pertemuan antara Cabang KPM dan Penanggung Jawab Lomba dari berbagai wilayah, yang turut mengantarkan para siswa ke puncak persaingan. H.M. Arodhi, selaku Kepala Cabang KPM Surabaya, berbagi persiapannya dalam menghadapi babak final ini.
“KPM Cabang Surabaya berusaha memfasilitasi keberangkatan peserta ke Jakarta dengan biaya seminimal mungkin agar tidak memberatkan orang tua. Alhamdulillah, pada tahun ini KPM Cabang Surabaya berhasil memberangkatkan sekitar 5 bis dengan jumlah peserta sekitar 130 peserta dan 120 pendamping.”
Tanggapan positif dari orang tua siswa pun turut menghiasi pelaksanaan babak final KMNR & OGM tahun ini. Mereka mengapresiasi soal-soal yang disajikan sebagai tantangan menarik bagi siswa, memungkinkan mereka untuk mengukur kemampuan matematika putra dan putri mereka secara nasional.
Toni, orang tua siswa dari Ansani Ghainsana Alkeno dari SMP 5 Yogyakarta kelas 7, mengungkapkan harapannya agar KMNR dapat dilaksanakan setiap tahun karena dianggap sebagai ajang yang sangat baik dan bermanfaat.
Sementara dalam sorotan prestasi, Esther Gloria Abigail Mamesah, siswi kelas 10 dari SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta, meraih medali emas dalam KMNR-19. Esther, yang telah mengikuti KMNR sejak kelas 1 SD selama sepuluh tahun, membagikan kesan dan reaksi positifnya terhadap kompetisi ini. Dia menegaskan pentingnya untuk tetap fokus pada soal dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Meskipun dihadapkan pada soal-soal geometri yang sulit, Esther tidak gentar dan berhasil memecahkan setiap tantangan dengan tekad yang kuat.
Sementara itu, peserta OGM, Muslih Hasan Pambudi, dari SMP Semesta 2 Semarang, juga berbagi pengalamannya. Baginya, kualitas pemecahan masalah jauh lebih penting daripada kuantitas soal yang diselesaikan. Pengalamannya menjadi inspirasi bagi peserta lainnya untuk mengadopsi strategi yang lebih bijaksana dalam menghadapi kompetisi serupa di masa depan.
Dengan demikian, kesuksesan KMNR-19 dan OGM-9 tidak hanya mencerminkan dedikasi KPM dalam memajukan pendidikan matematika, tetapi juga menjadi inspirasi bagi peserta untuk terus berkembang dan berprestasi dalam bidang ini.
Diharapkan keberhasilan pelaksanaan KMNR dan OGM tahun ini meningkatkan minat dan antusiasme siswa dan guru Indonesia dalam mempelajari matematika serta mengikuti kompetisi-kompetisi matematika yang bermutu.
Ridwan berharap, peserta KMNR dan OGM semakin banyak dan berasal dari berbagai wilayah Indonesia. Tahun ini peserta mencapai puluhan ribu, semoga tahun depan bisa mencapai ratusan ribu, bahkan sampai jutaan peserta.
Ridwan juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh staf yang terlibat dan tim KPM "Terima kasih kepada seluruh staf yang terlibat dan tim KPM yang telah menyukseskan acara ini, jadikanlah ini sebagai ajang ibadah kepada Allah SWT."